Nama lengkapku Dani dandois, sering dipanggil ” Dani “, kini
usiaku 25 tahun, kisah yang kuceritakan ini terjadi sepuluh tahun yang lalu.
Malam itu aku tidur lelap sambil tersenyum dan tak sempat kurasakan apapun,
tapi ketika aku terjaga karena jam wekerku berbunyi tepat pukul enam pagi, baru
terasa badanku pegal-pegal terutama lutut dan pinggangku, bahkan untuk bangun
dari tempat tidurpun berat sekali rasanya… Jika kakak-ku tidak masuk ke kamar,
memaksaku bangun, mungkin aku terus ketiduran.
Dengan memaksakan diri, aku bangun dari tempat tidur, namun saat kuberdiri terasa lututku lemas dan bergetar, hampir aku jatuh terduduk… Baru setelah mandi badanku terasa agak segar.
Dengan memaksakan diri, aku bangun dari tempat tidur, namun saat kuberdiri terasa lututku lemas dan bergetar, hampir aku jatuh terduduk… Baru setelah mandi badanku terasa agak segar.
Selesai berpakaian seperti biasa aku duduk di meja makan
untuk sarapan. Tak lama kemudian Bi Iyem pembantu keluargaku seperti biasanya
datang mengantar nasi goreng kesukaanku, tanpa terasa perasaanku mendadak
tegang… sekilas kulihat wajahnya… rasanya tak ada yang aneh tapi langkah
kakinya terlihat agak berat, ” Aman… “, pikirku. Ketika aku minta telor rebus
setengah matang, dia menjawab dan berlaku seperti biasa saja, akupun makin
yakin dia tak tahu apa yang terjadi semalam.
Akupun menjalani hari-hari selanjutnya seperti biasa,
sikapku jika berdekatan dengan Bi Iyem tetap seperti biasa seakan tak pernah
terjadi apa-apa. Padahal setiap saat aku selalu mencari waktu untuk mengulang
perbuatanku dulu, tapi sulit sekali karena akhir-akhir ini dia sering tidur bersama
kakak perempuanku.
Sikapku selalu dapat kujaga tapi kontolku tidak, hampir setiap aku dekat Bi Iyem kontolku langsung berdiri tegang. Pertama masih bisa kutahan, tapi makin lama kutahan makin pusing kepalaku… aku tidak suka onani karena kupikir kenapa mesti pakai tangan jika ada yang lebih enak yaitu bersetubuh dengan perempuan.
Sikapku selalu dapat kujaga tapi kontolku tidak, hampir setiap aku dekat Bi Iyem kontolku langsung berdiri tegang. Pertama masih bisa kutahan, tapi makin lama kutahan makin pusing kepalaku… aku tidak suka onani karena kupikir kenapa mesti pakai tangan jika ada yang lebih enak yaitu bersetubuh dengan perempuan.
Akhirnya aku dua punya sasaran baru, yaitu guru Matematikaku
yang bernama Bu Maria, usianya 26 tahun,belum kawin, sesuai dengan namanya,
wajah cantik mirip Luna Maya , kulitnya putih bersih dan bentuk tubuhnya sangat
woow, tinggi langsing dengan buah dadanya yang besar tegak menantang dan teman
wanita sekelasku yang bernama Janah.
Cerita Seks Ngentot Dengan Guruku
Wajahnya cantik, kulitnya putih sekali
tapi yang lebih penting bagiku adalah ukuran buah dadanya paling besar diantara
teman wanita sekelasku. Setiap hari aku memutar otak, mencari akal bagaimana
caranya supaya aku bisa mencumbu salah satu dari mereka sampai puas.
Suatu hari, aku dipanggil ke ruang oleh Bu Maria dan aku
dimarahi karena nilai ulangan Matematikaku hancur, padahal aku sengaja tidak
belajar supaya diperhatikan sama Bu Maria. Saat itu aku beralasan kurang
mengerti ketika diajari di kelas dan langsung aku minta les tambahan sama Bu Maria.
Pucuk dicinta ulampun tiba, Bu Maria langsung setuju dan kamipun berunding mengenai tempat les, di sekolah atau di rumah. ” Bagaimana kalau di rumah Bu Maria saja?” usulku. Dia langsung setuju, saat itu pula baru aku tahu kalau Bu Maria tinggal sendirian di rumah kontrakan dan les dimulai sore hari itu juga setelah pulang sekolah.
Dengan hati berbunga-bunga akupun kembali ke kelas. Tiba di rumah aku langsung mempersiapkan diri, pokoknya badanku harus bersih dan wangi, kupakai celana dalam yang longgar dan celana Levi’s 501 ku yang tidak pake retsleting tanpa pake sabuk, dan tak lupa kubawa sebuah gunting kecil.
Pucuk dicinta ulampun tiba, Bu Maria langsung setuju dan kamipun berunding mengenai tempat les, di sekolah atau di rumah. ” Bagaimana kalau di rumah Bu Maria saja?” usulku. Dia langsung setuju, saat itu pula baru aku tahu kalau Bu Maria tinggal sendirian di rumah kontrakan dan les dimulai sore hari itu juga setelah pulang sekolah.
Dengan hati berbunga-bunga akupun kembali ke kelas. Tiba di rumah aku langsung mempersiapkan diri, pokoknya badanku harus bersih dan wangi, kupakai celana dalam yang longgar dan celana Levi’s 501 ku yang tidak pake retsleting tanpa pake sabuk, dan tak lupa kubawa sebuah gunting kecil.
Sorenya kuberangkat sekitar pukul 3. Kurang lebih setengah 4
aku sudah berdiri didepan pintu rumah Bu Maria dan belum sempat kuketuk
pintunya guruku sudah membukakan pintu.
“Sore Bu,” sapaku berbasa-basi. Setelah membalas salamku
langsung dia menyuruhku masuk untuk menunggu di ruang tamunya karena katanya
dia mau kebelakang dulu. Tampaknya Bu Maria baru datang juga karena dia masih
mengenakan seragam guru yang tadi siang, mungkin rapat dulu pikirku. Ruang
tamunya cukup besar, tapi bersih dan tertata rapi juga kulihat beberapa photo
keluarga.
Sambil duduk di kursi tamu yang terbalut kulit dan empuk, aku menyiapkan buku Matematika untuk bahan les.
Sambil duduk di kursi tamu yang terbalut kulit dan empuk, aku menyiapkan buku Matematika untuk bahan les.
Cerita Seks Ngentot Dengan Guruku Yang Cantik
Selang beberapa menit kemudian Bu Maria datang lagi dengan
segelas air es ditangan kanannya. ” Dani .. maaf yach…Ibu nggak punya apa-apa.
Pembantu lagi mudik .. jadi nggak ada yang masak. Barusan aja Ibu dari rumah Bu Rama dulu.. yang ngajar Akuntansi di A3.. itu yang Maria dari Bandung. Kamu tahu khan? Kamu siapin aja dulu bukunya..sambil baca-baca, Ibu mau mandi dulu sebentar.. nggak enak.. gerah nih!” katanya tanpa memberiku kesempatan ‘tuk membalas ucapannya.
Pembantu lagi mudik .. jadi nggak ada yang masak. Barusan aja Ibu dari rumah Bu Rama dulu.. yang ngajar Akuntansi di A3.. itu yang Maria dari Bandung. Kamu tahu khan? Kamu siapin aja dulu bukunya..sambil baca-baca, Ibu mau mandi dulu sebentar.. nggak enak.. gerah nih!” katanya tanpa memberiku kesempatan ‘tuk membalas ucapannya.
Memang guruku ini nggak kaku kalau ngajar di kelas. Bahkan
terkadang kalau ngomong kayaknya nggak terlalu ada jarak dengan murid. “Ma
kasih Bu jadi mengerepotin .. “, jawabku sambil berusaha melirik sedikit
belahan buah dadanya di balik kemeja dalam berwarna putih satin berlengan
panjang saat guruku membungkuk meletakan gelas di atas meja.
Rupanya blazer seragam warna hijau guruku sudah dilepasnya bahkan mungkin rencananya mau ganti baju dulu .. sebab kemeja putihnya sudah dikeluarkan dari balik rok. “Nggak apa-apa kok..”, balasnya sambil berlalu keruang dalam.
Rupanya blazer seragam warna hijau guruku sudah dilepasnya bahkan mungkin rencananya mau ganti baju dulu .. sebab kemeja putihnya sudah dikeluarkan dari balik rok. “Nggak apa-apa kok..”, balasnya sambil berlalu keruang dalam.
Dengan sengaja mataku mengikuti langkah guruku bertelanjang
kaki ke ruang dalam. Kupandangi gerak pinggulnya saat berjalan..samar-samar
terlihat cetakan celana dalamnya.. betis putihnya…hingga lenyap dibalik tembok
pemisah ruangan. Tak lama kemudian terdengar gemericik suara siraman air. Oh Bu
Maria … pikirku menerawang membayangkan guruku ini mandi telanjang tanpa benang
sehelaipun.
Dalam benakku terbayang adegan erotis dengan guruku. Tanpa
bisa ditahan gairahku meningkat .. organ kelelakianku menegang. Ohh …aku
menghayalkan guruku sendiri.. Ibu Maria. Sempat timbul pikiran kotorku untuk
mencoba mengintipnya dari lubang kunci .. sebab aku ingat omongan guruku kalau
pembantunya lagi mudik jadi nggak bakal ketahuan.
Tanpa terasa menunggu, Bu Maria sudah muncul di hadapanku
dengan memakai kaus putih ketat YSL tanpa kerah berleher V. Dengan rok katun
longgar warna gelap menjutai sampai kemata kakinya, sungguh dimataku Bu Maria
sangat menggairahkan, dengan BH hitam yang jelas membayang tanpa bisa
menyembunyikan buah dadanya yang tegak membusung.
Ngentot Dengan Guruku Cantik dan Semok
” Dani .. koq kamu bengong.. bukannya baca buku?” tanyanya
sambil berjalan menghampiriku sambil mengikat rambutnya ke atas. Jelas sekali
leher putihnya yang jenjang .. untaian anak rambut sedikit tergerai. Entah..
aku sendiri bingung antara terpesona atau tergiur. Yang jelas dimataku Bu Maria
sungguh seksi menggairahkan. “Nggak Bu..,” jawabku sedikit gugup.
” Ayo Dani .. mulai… kamu bawa buku Matematikanya-kan?’”
katanya sambil duduk di sofa panjang tepat di hadapanku. lalu diambilnya kertas
kosong dibawah meja tamu dan tanpa sengaja untuk kedua kalinya aku mendapat
kesempatan memandangi celah buah dadanya yang putih, menggelayut, tampak
kontras di balik BH hitamnya ketika dia menunduk.
Kali ini keberuntunganku cukup lama karena guruku sedikit membereskan majalah2 di bawah meja. Sungguh sejak aku membayangkannya mandi, gairahku belum mereda bahkan kini semakin membara.
Kali ini keberuntunganku cukup lama karena guruku sedikit membereskan majalah2 di bawah meja. Sungguh sejak aku membayangkannya mandi, gairahku belum mereda bahkan kini semakin membara.
Sambil membawa kertas kosong untuk coretan .. guruku duduk
di sebelahkuku, disofa panjang, tak lama kemudian dia mulai serius menerangkan
rumus integral dengan pensil ditangannya, sebaliknya gairahku membawa pikiran
dan khayal-ku untuk menikmati kehangatan, keseksian, kesintalan tubuhnya. Aku
hanya mengomentari dan berkata,” Ya …ya .. ngerti Bu…!” dan tanpa disadarinya
mataku dengan buas memandangi wajah molek sambil membayangkan dapat menjilati
dan melahap gumpalan terbelah, payudara putih segar yang menyembul disangga BH
berwarna hitam yang tampak jelas dari samping atasnya.
Jelas perasaanku tak karuan … jantungku berdegup kencang .. tercium aroma parfum yang lembut dihidungku .. makin membuat dudukku nggak nyaman.. dan aku tahu apa sebabnya … organ kelakianku yang terus menerus tegang membuat pikiran gelap mulai menggodaku.
Jelas perasaanku tak karuan … jantungku berdegup kencang .. tercium aroma parfum yang lembut dihidungku .. makin membuat dudukku nggak nyaman.. dan aku tahu apa sebabnya … organ kelakianku yang terus menerus tegang membuat pikiran gelap mulai menggodaku.
Hingga akhirnya Bu Maria .. memberiku soal latihan untuk
dikerjakan,”Coba Dani .. kamu buat ini .. soal yang tadi siang untuk PR . Ibu
pingin tahu .. kamu udah ngerti belum?” kemudian dia berdiri sambil ngambil
sebuah majalah dari meja sudut kemudian duduk di kursi sebelah kanan depanku.
Ngentot Dengan Guruku Yang Penuh Gairah
Sekilas kulihat dia membacanya sambil duduk miring menghadap ke arah jalan.
Sambil mencoba menyelesaikan soal itu, kuperhatikan guruku membaca sebuah
majalah Kartini. Kemudian kelihatan guruku merubah posisi duduknya dengan
sedikit membelakangiku sambil menumpangkan kaki kanan dengan badan sedikit
bersandar sambil memeluk bantal kursi.
Langsung aku menghentikan kegiatanku kupandangi guruku dari
belakang… tampak benar bulat pinggulnya yang cukup besar ..oh sungguh menggoda
pikirku. Terlihat pula sedikit celana dalam hitam bagian atas… karena kaos
guruku yang sedikit terangkat. Selang beberapa saat aku terpana .. tiba-tiba Bu
Maria menengok ke arahku…. lalu memperbaiki posisi duduknya.
Sepertinya Bu Maria sadar sedang diperhatikan, dia
membereskan kaosnya lalu dia kembali duduk di sampingku. Jarak tubuhnya dengan
tubuhku hanya sejengkal saja. Aduuuhhh… harum sekali wangi tubuhnya, tak tahan
aku untuk memeluknya. Tapi aku takuuttt….. dan malu.
Setelah kami berdiskusi tentang Matematika hampir tiga jam lebih, obrolan mulai melebar, kami semakin akrab. Sesekali kulit kami bersentuhan…. terasa halus sekali…. lain dengan kulit bi Iyem, semakin membuatku ingin merambahi seluruh bagian tubuh yang dimilikinya untuk mereguk kenikmatan yang ada di dalamnya.
Setelah kami berdiskusi tentang Matematika hampir tiga jam lebih, obrolan mulai melebar, kami semakin akrab. Sesekali kulit kami bersentuhan…. terasa halus sekali…. lain dengan kulit bi Iyem, semakin membuatku ingin merambahi seluruh bagian tubuh yang dimilikinya untuk mereguk kenikmatan yang ada di dalamnya.
Entah setan mana yang menggodaku hingga aku semakin berani.
Tanpa basa basi, tubuh Bu Maria langsung kupeluk dengan kuat, secepat kilat
bibirku menempel di bibirnya yang ranum…. dia kaget sekali…. matanya melotot….
” Mmmphh Dani, apa apaan kamu… ” katanya sambil menggelengkan kepalanya untuk
menghindari bibirku dan tangannya mendorong bahuku.
Kujawab dengan mempererat pelukan hingga tangannya tak bisa bergerak… kuciumi bibirnya dengan penuh nafsu…. kusedot sedot dan kugigit bibir bagian bawah… tapi mulut Bu Maria tertutup rapat…. Mmmmpphh….mmpphh… kepalanya menggeleng-geleng dan bergerak mundur berusaha untuk melepas ciumanku…. tapi bibirku terus menempel di bibirnya…. kucoba untuk merangsangnya lewat bibir.
Kujawab dengan mempererat pelukan hingga tangannya tak bisa bergerak… kuciumi bibirnya dengan penuh nafsu…. kusedot sedot dan kugigit bibir bagian bawah… tapi mulut Bu Maria tertutup rapat…. Mmmmpphh….mmpphh… kepalanya menggeleng-geleng dan bergerak mundur berusaha untuk melepas ciumanku…. tapi bibirku terus menempel di bibirnya…. kucoba untuk merangsangnya lewat bibir.
Ngentot Dengan Guruku Saat Di Sofa
Kepalanya terdorong hingga ke pojok sofa hingga tak bisa
bergerak lagi… seluruh tubuhku bergerak secara reflek menindih tubuhnya…
selangkanganku tepat menempel di selangkangannya… menggesek gesek memeknya,
badannya menggelinjang-gelinjang…. kakinya terus bergerak-gerak….
menendang-nendang…. tangannya mendorong dadaku dengan kuat, berusaha melepaskan
diri dari tubuhku yang menindihnya, tapi aku tetap memeluknya dengan kuat….
hingga kurasakan gerakannya mulai berkurang… dan melemah….. sorot matanya
berubah sendu…. dan berkaca-kaca……
Mulutku terus menutupi mulutnya… bibirnya kukulum sambil
kusedot dan kugigit bibir bawahnya… kumainkan lidahku untuk membuka mulutnya…
kucoba untuk merangsangnya… selangkangannya kutekan dan kugesek-gesek dengan
selangkanganku… akhirnya usahaku membuahkan hasil.. mulutnya mulai terbuka…
nafasnya mulai memburu…. bibirnya bergerak membalas permainan bibirku… aduuuhh
enakknyaaa… kamipun berciuman dengan normal, tanpa ada paksaan… ternyata Bu Maria,
guruku yang cantik, sangat ahli dalam berciuman… lidahnya dan lidahku saling
berpilin dan menarik… saling menyedot… enak sekali rasanya… pelukanku lepas
dengan sendirinya dan tanganku menyelusup ke balik kaosnya mulai menggerayangi
perutnya.. ketika buah dadanya kuraba-raba, Bu Maria mendesah, ” Dani, jangan
Nak.. oohh… kamu memang nakal…. awass ya…! oohh…. aahh...… ssstt.........aahh….. “.
Sikapnya seperti ingin menolak tapi desahannya menunjukkan
dia merasakan nikmat… aku jadi lebih agresif… tubuhku bergeser… mulutku berpMaria
sasaran… kuciumi lehernya yang putih… kujilat-jilat… tanganku semakin rajin
mengelus… meraba… terdengar desahan lirih… aaaaahhhh… aaaahhh…. ooohhh…. kedua
tangannya menjambak rambutku, kugeser perlahan-lahan kaos putihnya… dan tubuh
Bu Maria semakin terbuka… tanganku bergerak ke balik punggungnya… kubuka kaitan
BH-nya… ketika kubuka penutup buah dadanya, mendadak kedua tangan Bu Maria
menepis tanganku dan menutupi dua gundukan yang menjulang dengan menyilangkan
tangannya dan menurunkan kaosnya, sambil berkata, ” Cukup, jangan diteruskan
lagi… Ingat, kamu adalah muridku ! Jangan kurang ajar !! “, matanya memandang
tajam ke mataku sambil mendorong dadaku dengan kasar.
Ngentot Dengan Guruku Yang Sangat Beringas
Aku kaget dan terdiam sejenak, ” Wah, bahaya nih, tapi
kepalang basah “, pikirku dan nafsuku sudah di ubun-ubun… kontolku makin tegang
dan berdenyut-denyut… aku benar-benar sudah nekat. Kugeser kembali tubuhku
menindihi tubuhnya… kupegang kepalanya dengan kuat… kuciumi bibirnya dengan
lebih bernafsu… kedua tangan Bu Maria berusaha menahan tindihanku dengan
mendorong dadaku… perlawanan itu membuatku semakin bernafsu… lehernya
kutelusuri dengan lidahku… bagian belakang kupingnya kuciumi… kujilati… kugigit
ujung kupingnya… kumainkan lidahku di lobang kupingnya…
Tubuh Bu Maria menggelinjang-gelinjang… matanya merem sambil
menggigit bibirnya sendiri… mulutnya berdesah tertahan, ” Dani… aahhh….
ooohhh…. Dani… aaahhhh… mmmm…. su..su..dah… ja…jangan.. diteruskan…aahh… De..de..niii…Dani…
su..sudah…a..aa…aa..hhh… suu..dah..”
Desahan itu membuatku tambah lupa diri, tangan kananku
kembali menyusup ke balik kaosnya, langsung kuremas buah dada Bu Maria yang
sebelah kiri… waahhh… ternyata buah dadanya benar-benar keras dan kenyal…
kaosnya kutarik keatas… tampaklah sepasang buah dada putih bersih dengan
putingnya yang kecil berwarna agak kecoklatan… kusambut kedua gundukan daging
itu dengan remasan dan mulutku. Kujilat… kuciumi…dan kugigit sambil kusedot
sedot puting yang ranum itu… desahan Bu Maria terdengar semakin lirih.. ”
Aaahhh…. ooohhh…..ooohhh…. ooohhh… mmmmmhhmm…ooohhh…mmmmm…. “, kedua tangannya
mencengkeram rambutku dengan kuat… kepalanya semakin menyusup ke pojok sofa…
matanya merem melek merasakan kenikmatan… buah dadanya terus kuremas-remas…
kuciumi… ku urut-urut…. Aaaahhh nikmatnya… kugeser tubuhku ke sampingnya,
kuturunkan kedua kaki ke lantai, sambil berlutut aku terus menelusuri setiap
lekuk tubuh Bu Maria dengan mulutku, kujilat-jilat puting dan perutnya secara
bergantian….
Tangan kananku berusaha membebaskan kontolku yang sudah
sangat tegang dari penghalang, dengan sekali tarikan, seluruh kancing celanaku
langsung terbuka… kontolku langsung menyeruak, berdiri dengan kokoh juga keras…
kuturunkan celanaku perlahan-lahan tanpa sepengetahuan Bu Maria. Setelah itu,
tangan kananku menyibakkan rok longgarnya sambil mengelus dan meraba-raba
pahanya.. makin ke atas, hingga tiba pangkal pahanya yang masih tertutup celana
dalam warna hitam tipis.
Kuperkosan Guruku Lesku Yang Cantik
Kuletakkan telapak tanganku dengan perlahan, kuusap-usap
dengan lembut…. kugesek-gesek jari tengahku di celah bibir memeknya … tubuh Bu Maria
tiba-tiba tersentak, tangannya menggapai-gapai berusaha menarik tangan kananku…
” Dani… jangannn… oohhh…mmhhmm…. oh.. ja..ja..ngannnn…. mmhmm… oohhh…aaahh… Dani…. mmmhhmmm… mmmhhmm…..”, desahannya makin keras… seperti merintih
kesakitan… tangannya terus menggapai tanganku. Ketika tanganku terpegang,
langsung ditariknya ke buah dadanya… sejenak ku ikuti kemauannya. Kedua buah
dadanya kuremas sambil menyedot-nyedot dan menggigit putingnya.
Mulut Bu Maria terus merintih-rintih nikmat… tangan kananku
terus berusaha membuka celana dalamnya, tapi selalu gagal karena pahanya
dirapatkan dan tangan kirinya memegangi tanganku. Berkali-kali kucoba, tapi selalu
gagal…. Mulutku kuarahkan kembali ke mulutnya… bibirku dan bibirnya menyatu…
saling mengulum… menyedot…. menggigit… dan buah dadanya kuremas dengan kuat…. ”
Mmmmmhhmmm…. mmmmhhhmmm….mmhhmmmmmm…. mmmhhmmm … “, dia merintih-rintih sambil
berciuman. Kedua tangannya menjambak rambutku, kedua pahanya merenggang
sendiri.
” Nah, sekarang “,kuambil gunting kecil dari celanaku,
kutarik roknya lalu perlahan-lahan sekali dan tanpa menyentuh memeknya, sedikit
demi sedikit kugunting bagian depan celana dalamnya dan aku berhasil tanpa
disadari olehnya. Nafsuku semakin berkobar membayangkan kenikmatan saat
kontolku keluar masuk lobang memeknya. Sedikit demi sedikit aku menggeser
tubuhku ke antara dua pahanya, tanpa ada paksaan, kedua pahanya berhasil
kurenggangkan hingga tubuhku ada diantaranya dengan posisi bertumpu pada lutut.
Agen Domino Terpercaya Di Indonesia |
Tubuh Bu Maria kutarik sedikit demi sedikit ke pinggir sofa
saat mulutku menciumi bibirnya. lalu lehernya kujilati… terus turun… ke buah
dadanya… kumainkan lidahku di perut dan pusarnya… Tubuh Bu Maria semakin
menggelinjang gelinjang dan rintihannya semakin keras, ” Ooohhhh… aaahhhh…
ooohh… oooohhh…. aahhh…. Dani… aaahhhh…. geliiii…. oohhh…. aa..aahhkkhhh…..”.
Ketika posisi lobang memek Bu Maria agak ke pinggir sofa, akupun mulai
merangkak naik sambil mengusapkan ludah di kepala kontolku yang sudah sangat
keras… bibirku dan bibirnya kembali bersatu… kami berciuman agak lama… nafasku
dan nafasnya semakin memburu… badannya sudah licin oleh keringat, sorot matanya
sayu dan pasrah….
Awalnya Kuperkosa Guruku Akhirnya Aku Yang Diperkosanya
Kuangkat kaki kanannya lalu kuletakkan di atas meja, kedua
pahanya semakin merenggang…lalu kugenggam batang kontolku, kuarahkan kepalanya
tepat di depan lobang memeknya…, bulu-bulu tipis halus terasa menyentuh
tanganku…. Aaahhh, belahan memek Bu Maria pasti terlihat jelas… bulu memeknya
yang tipis halus tak mungkin akan menutupinya… sambil membayangkan bentuk
memeknya, kudorong pantatku dengan sepenuh perasaan…. perlahan namun pasti….
kepala kontolku mulai menyentuh bibir memeknya…. masuk sedikit demi sedikit…..
Kualihkan perhatian Bu Maria dengan memainkan lidahku di
lobang kupingnya, ” Ibu cantik sekali… maafin Dani Bu… Bu Maria sayaaangg…
maafin Dani ya… ” bisikku, kugenggam keras tangan kanannya dengan tangan
kiriku…., ” Dani…. oohhh…aahhh…. sudahh yaa… aa..ahhh…. ooohhh…. jangan
diteruskan…. Dani … please… su…su.dah … Ibu takuutt….”, rintih Bu Maria dengan
lirih…. Pantatku terus kudorong…, terasa sebagian kepala kontolku sudah masuk
ke lobang memek Bu Maria yang sudah basah dan licin tapi sangat sempit…. lalu
kugesek-gesek dan kutekan perlahan… tangan kananku terus menggenggam batang
kontolku… membimbing hingga semuanya masuk.
Kontolku semakin berdenyut-denyut… ketika kepala kontolku
masuk…. tubuhnya tersentak… mata mendadak terbelalak kaget…. tangan kirinya
menahan perutku menahan dorongan pantatku… tapi tanganku terus
menggerak-gerakkan kontolku… kutekan sedikit… kutarik…. kugesek-gesekan ke itil
nya… kutekan lagi… kuputar-putar… kugesek-gesek lagi itil nya… hingga dia
meratap sambil merintih-rintih nikmat, ” Oooohhh…oohhh…aahh…oohhh….. Dani…. Dani…. ja..ja..nnggan… ooohh… oohh.. jangan….. mmmhhmmmmm… sakiiitt..
aahhh..uuhhh… sakkkiitt.. Ibu..nggak mau… Dani… oooohh… Dani… jja..ja..ngaaan…
a..duuuh…nggg…akh…aahhh…mmhmm..nnggg…. uuhhh…”
Walaupun memek Bu Maria sudah basah dan licin, kontolku
hanya masuk sepertiganya… sempit sekali… ketika kudorong dorong pantatku lebih
kuat, tubuh Bu Maria bergetar…. rintihannya semakin keras seperti
jeritan-jeritan keci, ” Daaani…. aaahhhhhh……aa…aahhhh… uuuuhhhh….. uuhhh…
ooohhhhhh….. aaaaaa…. sakiiittt….aww…..mmmmhhmmm……ooohhhh….. mmmmhhmm… nnggak
mauu…. Dani..…. sakiiittt….. Dani.. Dani…Dani….. Dani…….
aaaaaaaaaahhhh…..”
Guruku Yang Cantik dan Semokku Perkosa
Bu Maria menjerit-jerit kecil memanggil namaku ketika
doronganku semakin kuat…. semakin kuat…. hingga akhirnya kontolku masuk
setengahnya, kutarik lalu kudorong lagi lebih kuat, baru masuk 3/4 keburu
mentok, terasa kepala kontolku menyentuh dinding yang bergerinjal-gerinjal,
saat itu Bu Maria merintih agak panjang…. crep..crep crepp… crepp…. bleessssss……
terasa sekali nikmatnya jepitan dinding memek Bu Maria… ” Aaahhh….aahhhh….
enaakk…. nikmattt…. “, kontolku terasa agak perih…. tiba-tiba ada cairan hangat
merendam kontolku…. hangat dan licin nya mendatangkan kenikmatan tersendiri….
membuatku terpejam sejenak… nikmat….
Kulihat kepala Bu Maria mengeleng-geleng dengan kuat…
rintihannya menjadi tidak jelas.. seperti orang mengigau…. menangis lirih….
kutegakkan tubuhku sambil kupegang pinggangnya yang kecil dengan kedua tanganku
lalu kumulai gerakan menarik… mendorong menarik… dorong…. tarik…. crepp…
blesss…. creppp… blessss… creppp….crepppp…. crepppp….. tampak sekali
pemandangan Maria ketika kontolku keluar masuk memek Bu Maria, crepp…creppp….
creppp…. creppp… blesss….blesss…. blessss….. anganku melayang dibuai kenikmatan
aneh… biar lobang memek Bu Maria sempit sekali tapi kontolku keluar masuk
dengan leluasa… karena adanya cairan pelicin.
Bu Maria pun semakin tak jelas rintihannya, kadang nadanya
seperti menangis… mulutnya menggigit-gigit tangannya yang mengepal…, ”
nghhhh….nghhhh….ngggnggh….. aa..aa..ahhhh….. eekh.. aahh… nggg…ngggg… mmhmm….
o..o..oohhhh… ngghh…. Dani...… sssakiit… nggnggg…. aww… oohh….. Dani...… pelaan…
pe..pe..laan….. aaaaaaaaaaaa..aaaahhhhhhhhh…nnggngg…. aaahhhhhhhh……… “
Gerakanku semakin kupercepat… terusss… makin cepaatt….
sesaat kemudian Bu Maria merintih histeris, sambil melingkarkan kedua kakinya
di pinggangku… mulutnya terus merintih nikmat sambil menjilat dan menggigiti
kuku tangannya…. saat itu pula kembali kurasakan ada cairan hangat merendam
kontolku di dalam lobang memeknya….. kedua kaki Bu Maria menjepit pinggangku
dengan kuat hingga tak bisa bergerak beberapa saat…. ” Dani...… Dani…
aahhh…ohhh…. ka.. ka..mu jahaat.. aaakkhhh…. akh…. Dani….. enaaaak….
aa..aaahh… oohh… “, desah Bu Maria.
Kugeser tubuhnya memanjang di sofa, kedua kakinya terlipat,
kutindih tubuhnya sambil memasukkan kontolku…. dan setelah kugeser-geser
posisiku hingga terasa nyaman dan leluasa, akupun mulai menggerakkan pantatku
naik turun…. crepp..blesss..creppp..blesss….creppp..blesss… creppp…
creppp…creppp… crep..crepp..crepp.. crepp… gerakanku semakin cepat, tubuh Bu Maria
menggelinjang-gelinjang liar… kedua kakinya melingkar dan menjepit pinggangku…
kedua tangannya mencengkeram punggungku…. lidahku menari-nari di lobang
kupingnya… nafasku semakin memburu.. gerakanku semakin cepat…. cepaaat…. makin
kuat hentakanku….
Kucari Kesempatan Untuk Bisa Ngentot Dengan Guruku
Bagian dalam memek Bu Maria terasa semakin basah dan hangat,
kurasakan kontolku mulai berdenyut-denyut dan terasa sangat geli… inilah saat paling
kutunggu… rasa geli yang amat sangat diakhiri dengan keluarnya air mani….
kuperlambat sebentar gerakanku…. lalu kupercepat lagi…. kupercepat lagii….
semakin cepat gerakanku membuat rintihan Bu Maria semakin pendek tak menentu, ”
mmh.. ugh.. ugh… ugh…aa..a..aahhh.. ngnggg.. uuhh….oohh… mm..mm..mm.. ngng…
ohh..ohh.. ohh.. nnngg… eekh… aahh..ahh…mmhh… te..te..te..rus.. te..te..ruus..
oohh.. aahh…aahh.. Daaniii… Daniiii… ah..ah.. sa..sa..yanggg…aahhh… laagii…
teruusss.. ehhh… ehh… aaahhh.. “.
Mulut Bu Maria bergerak ingin mengulum kupingku… lidahnya
terasa menggelitik lobang telingaku…. tak lama kemudian kontolku berdenyut
keras… ingin memuntahkan air mani…, ” Aaahhhhhh…. aaahhhh…. aa..aa..aaahhhh….
akuu.. tak kuat lagi Buuuuuuuu….. ” gerakan naik turunku semakin cepat….rasa
geli semakin terasa… kontolku makin tegang… berdenyut-denyut….
Bu Maria semakin histeris, mendadak pantatnya mengangkat dan
bergoyang…. memutar…, ” Aaakh… aaaaa…. Daaniii….Daniii…….. sa..yang….ta…taa..
oohhh… tahannn… se…se…bentarr…. ta..ta..hannn….. aa..a…yo…se…sekarang…
sekarang… yaaa…yaa….eee..eennaaakk….ooohhh…. oohhh…. mmmhhmm….oooohhhh……
aaaaaahhh……..” Kontolku terasa dipilin-pilin dan disedot-sedot…… akhirnya…., ”
Aaaaahhhhh…. aaahhhh….. Ibuuuu…. aaahhh…ahh…”, kudorong pantatku sekuat-kuatnya…,
air maniku menyembur banyak sekali cret…cret…cret…cret…cret…cret…cret… kupeluk
tubuh Bu Maria sekuatnya…, mataku terpejam merasakan kenikmatan tiada tara yang
barusan terjadi….., demikian juga Bu Maria ketika maniku menyembur di dalam
memeknya… badannya seperti menggigil dan tersentak-sentak… kedua matanya
terbeliak-beliak nikmat……, kedua kakinya melingkari pinggang dengan kuat…..
kedua tangannya mencengkeram punggungku sampai kukunya menancap, kureguk
seluruh kenikmatan sambil kami saling memeluk, mencium sambil berguling-guling
untuk meredam nafsu dan emosi yang sangat tinggi.
Setelah kurang lebih sepuluh menit saling berpelukan, aku
mulai bangkit, kuangkat tubuhku, perlahan-lahan kucabut kontolku dari lobang
memek Bu Maria. Air maniku terlihat mengalir keluar, menetes…. kuseka dengan
rok panjang yang masih di kenakan Bu Maria. Lalu kubersihkan dengan
mengusap-usap celah memeknya yang merah merekah yang hanya ditutupi bulu bulu
halus dengan potongan celana dalamnya.
Guruku Yang Cantik Penuh Gairah
Tubuh Bu Maria masih tergolek lemas… tak bertenaga…. tapi
tatapan mata Bu Maria mengarah tajam kearahku… aku mencoba untuk tersenyum…
sambil menjulurkan tangan menolong untuk bangkit. Tak lama Bu Maria duduk
disampingku tanpa membereskan bajunya terlebih dahulu, buah dadanya hanya
tertutup sebelah saja, roknya tidak diturunkan hingga pahanya tidak tertutupi
sepertinya dia tidak mala-malu lagi padaku, tapi matanya terus menatapku….
” Ibu marah…. ? “, tanyaku sambil tersenyum lalu mendekatkan
bibirku ke bibirnya…, tapi tiba-tiba plokk…plokk… kedua pipiku ditampar keras.
Aku berdiri bengong sambil mengusap-usap pipi, tadi dia bilang sayang, tapi
sekarang menamparku…. eeh… setelah menamparku Bu Maria tertunduk sambil
menangis di di depanku. Aku jadi bingung….., nggak ngerti kok jadi begini, tapi
aku tidak mau tahu…. pokoknya aku berhasil menyetubuhinya dan aku benar-benar
puassss.
Tanpa berkata sepatah katapun, aku memakai celanaku kembali,
langsung membereskan buku catatan les Matematikaku, bersiap untuk pulang.
Tiba-tiba Bu Maria berlari masuk ke kamar tidurnya sambil menangis
terisak-isak….. Semula aku sih cuek-cuek aja…, lama kelamaan aku menjadi tidak
tega…. kuikuti masuk kamar tidurnya…. kulihat…. dia sedang menangis sambil
tengkurap sambil memeluk bantal, kaos dan roknya tersingkab, sebagian pantatnya
ke bawah terlihat jelas, kulitnya bersih, putih mulus, bagian pantatnya yang
lain masih tertutup celana dalam hitam tapi sudah sobek digunting dan sebagian
punggungnya terbuka. Sepertinya dia sudah tidak memperhatikan lagi keadaan
dirinya.
Aku duduk di sisi tempat tidur, sambil menunggu reaksi,
kuperhatikan sekeliling kamarnya, hampir semua barangnya bagus dan bermerk.
Tempat tidurnya empuk sekali, pegasnya sangat elastis, isak tangis Bu Mariapun
cukup terasa membuat kasur seperti bergelombang. Stereo set, TV, meubel,
lukisan, tumpukan sepatu dan peralatan kosmetiknya termasuk merk yang sangat
mahal.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, nggak terasa
sudah lima jam aku berada di rumah Bu Maria. Hampir lima belas menit aku
menunggu, tapi isakan Bu Maria belum berhenti juga. Ketika aku duduk di
sampingnya, kucoba memegang tangannya, uluran tanganku langsung ditepis
olehnya. Aku semakin bingung, kucoba mengusap rambutnya, tapi dia semakin
terisak-isak sambil menggeser tubuhnya menjauhiku sambil menedang-nendangkan
kakinya kearahku…. tanpa disadarinya potongan celana dalam yang menutupi
sebagian pantatnya terbuka… seluruh pantat sampai ke kaki terlihat sangat
jelas.
Buk Maria Yang Cantik Kupuaskan
Iseng-iseng kuperhatikan dari kaki hingga pangkal pahanya,
kulitnya putih bersih merata, mataku terpaku di belahan pantatnya…. terlihat
jelas lobang anusnya tertutup rapat dan disebelahnya tampak celah yang merekah
berwarna merah muda dikelilingi bulu-bulu halus… membuat aku terangsang oleh
pemandangan yang terpampang jelas di depanku, kurasakan kontolku bergerak mulai
menegang…… kucoba mengalihkan perhatian dengan memandangi lukisan tapi kontolku
malah semakin tegang.
Pusing aku jadinya……. tampaknya Bu Maria marah padaku…….
akhirnya kutimbang-timbang antara pulang saat itu juga atau menunggu sampai
kemarahan Bu Maria reda. Tapi pikiranku semakin sulit diajak kompromi,
perhatianku tetap tertuju pada celah yang merekah itu…… terbayang nikmatnya
ketika kontolku keluar masuk celah itu….. Apakah Bu Maria masih mau kusetubuhi
selagi dia masih marah padaku.. tapi.. jangankan kusetubuhi, baru kupegang
tanganpun dia tak mau….. kusetubuhi atau tidak, dia tetap marah padaku…, ” Ah,
tadipun dia tidak mau kusetubuhi, tapi setelah terangsang dan merasakan
nikmatnya bersetubuh akhirnya dia mau juga, kucoba lagi ah…. “, pikirku.
Diam-diam kucopot kancing celanaku satu per satu, kubuka
seluruh penutup tubuh hingga telanjang bulat…. perlahan-lahan kugeser tubuhku
mendekati pantatnya…. Tempat tidur pegas Bu Maria benar-benar asyik…. sedikit
gerakan membuat permukaan kasur bergoyang seperti gelombang. Bu Maria tahu aku
mendekatinya… dia malah menutupi kepalanya dengan bantal…. hingga dia tak tahu
bahwa aku sudah telanjang bulat……. samar-samar kudengar isak tangis yang
ditahan….. tapi aku tak perduli.. yang kuperhatikan hanya lobang memek yang
merekah berwarna merah muda di belahan pantatnya.
Sambil menunggu saat yang tepat, kucoba bersikap baik,
kuusap-usap punggungnya dengan lembut…. perlahan kutarik tali BH-nya lalu
kulepas….. kaosnya kurapikan sehingga punggungnya tertutup ternyata Bu Maria
tidak menunjukkan gerakan menolak perbuatanku…. akupun semakin berani…..
diam-diam kulepas kancing roknya…. kubuka retsletingnya…. roknya kurapikan….
kuturunkan seluruhnya menutupi pantat sampai ke mata kakinya… kupijat-pijat
lembut kakinya sambil menggeser sedikit demi sedikit supaya renggang…. lalu aku
tengkurap di sebelah Bu Maria…. kuusap-usap lagi punggungnya… kuangkat sedikit
bantal yang menutupi kepalanya… kutempelkan mulutku di kupingnya sambil
berbisik ” Buu…. maafin Dani ya…. perbuatan Dani bikin Ibu jadi sedih…. aku
janji tidak akan mengulanginya….. maafin Dani ya…….. “, Bu Maria
menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menutupi kuping dengan kedua telapak
tangannya, wajahnya tertunduk dalam… sepertinya dia tidak mau mendengar
omonganku atau melihatku lagi… karena perbuatanku tadi.
Ngentot Dengan Guruku Yang Sangat Binal
Aku mengangkat tubuhku perlahan-lahan… kutindih punggungnya…
sambil kubelai lembut rambutnya… bahu Bu Maria terguncang-guncang… isak
tangisnya makin keras… dikiranya aku akan menghiburnya, padahal kugeser
pantatku sedikit demi sedikit sambil kulepas kancing roknya…. kubuka
retsletingnya…. kusibakkan semua yang menutupi belahan pantatnya… hingga lobang
memeknya yang makin merekah terlihat jelas… akupun jadi tidak sabar ingin
menusukkan kontolku ke lobang yang sudah menganga itu.
Kubasahi kepala kontol dengan ludah…. perlahan-lahan
kuangkat pantatku hingga tepat di atas pantatnya… dan kurapatkan kedua kakiku
diantara kakinya…. kugenggam kontolku…. kuarahkan kepalanya tepat di bibir
lobang memeknya…. pantatku turun pelan-pelan…. tanpa ragu-ragu langsung
kudorong…. Akh, kontolku sulit masuk… seret… masih kering dan sempit… ada rasa
perih di kontolku.
Saat itu tubuh Bu Maria tersentak…. dia kaget sekali… merasa
ada sesuatu menyentuh bibir memeknya dan memaksa masuk…. tubuhnya langsung
meronta-ronta… ingin melepaskan diri dari tubuhku….. tubuhnya bergeser maju…
pantatnya digoyang-goyang…. berusaha untuk menghindari dorongan kontolku… kedua
kakinya tak bisa apa-apa karena tertahan oleh rok dan kakiku…. sambil menahan
tubuhnya… kudorong kontolku dibantu tangan kananku… hingga pada dorongan
keempat, kontolku masuk setengahnya… kudorong lagi…. kutekan sedalam dalamnya
sampai mentok….
Makin kuat Bu Maria meronta makin terasa tubuh kami
bergoyang-goyang… berayun-ayun… akibat pegas tempat tidurnya sangat elastis….
tanganku langsung menyusup ke balik kaosnya… kuraba-raba perutnya… Bu Maria
semakin meronta.. kupeluk tubuhnya dengan cara menyilangkan kedua tangan sambil
mencengkeram buah dadanya yang kenyal dan keras… lalu kuremas-remas dengan
lembut…. kedua putingnya kutarik-tarik dan kupuntir-puntir… mulutku
menjilat-jilat dan menciumi tengkuknya sampai basah… kujilat hingga ke belakang
kupingnya…. kugigit-gigit ujung kuping…..
Gerakan meronta tubuh Bu Maria makin melemah… kutekan
pantatku dengan kuat sambil kuputar-putar…. hingga tubuh kami
bergoyang-goyang.. pegas tempat tidur ini memang sensitf sekali sedikit saja
bergerak langsung terasa seperti diayun-ayun… aku merasakan kenikmatan
bersetubuh yang unik di tempat tidur ini… kulihat mata Bu Maria berkaca-kaca….
dia menangis… merintih-rintih kesakitan…… ” Nngg…nnggng… uuhhuu….uuuhhh…nggg…
aduuuhhh… sssssssakiiiitt….. nngg…… aaaaa….aaa….”
Guruku Yang Sangat Semok
Tubuhnya tengkurap tak bergerak…. tangannya menjuntai
lemas…. pelan-pelan kutarik kontolku… aduuhh sempit sekali… rasanya seperti di
jepit… kudorong lagi pelan-pelan…. kutarik…. kudorong….. kutarik….. creeeeeeep…
creeeeeeep… creeeeeeep… creeeeeeep….. creeeeep……. seret sekali……
Kucabut kontolku lalu kubasahi lagi dengan ludah….
kumasukkan lagi…. Nah, sekarang agak licin. Terasa buah dadanya makin mengeras…
putingnya kupijit dan kupuntir…. samar-samar kudengar rintihan kesakitan Bu Maria
berubah menjadi rintihan nikmat… akupun mempercepat gerakan naik turun sesuai
ayunan pegas tempat tidur ini… pantat Bu Maria bergerak seperti membalas
gerakanku…. bergoyang, menarik dan mendorong… rintihannya semakin jelas dan
keras… tampaknya Bu Maria mulai terhanyut oleh kenikmatan persetubuhan ini,
rasa sakitnya sudah berubah menjadi sakit-sakit nikmat. Aku yakin sebentar lagi
dia tidak akan merasa kesakitan…. tapi kenikmatan yang luar biasa……
Dia merintih, ” Aa..ahhhh… aahh.. mmmhhmm… ooohhhh…
ooohhhh.. ooohhh… a.. aa..a.. aahhhh…” tak lama kemudian terasa ada cairan
hangat membanjiri seisi memek Bu Maria…. kontolku semakin lancar keluar masuk…
menggesek-gesek dinding memeknya… mulai terasa nikmat… gerakan naik turunku
semakin cepat… Aku semakin bernafsu… creepp…creepp…creepp…creepp… creepp…
creepp… creepp…. creepp.. creepp.. creepp… dan terasa dinding memeknya seperti
berdenyut.
Bu Maria semakin histeris… ” A..aa..hhh….aa…aaa..aahhhh… Dani…. ooohhh…ooohhh… aa…aa..aahhh…. mmmhhhm…aahhh…ooohh…oohhhh…. Daniii….
ssu..su..ddaah… aakh..aaah…. ssu..ssud…. a..aa..aaahhhhh…. te…tee..russs… Daniiiii… llagii.. laagii… oohhh…. “, Mendengar rintihan tak keruan itu, aku
makin liar… kuangkat tubuhku lalu kutahan dengan sebelah tangan sambil kujambak
rambutnya…. gerakan naik turunku makin cepat…. crep.. crep.. crep.. crep..
crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. dengan gaya seperti joki
sedang menunggang kuda.
Tangan Bu Maria yang semula terjuntai lemas menggapai-gapai
ke kakinya menarik-narik roknya… dia ingin kedua kakinya bebas bergerak… Akupun
mengerti… lalu kucabut kontolku dengan cepat dan Bu Maria menjerit kecil ”
Ja..jangan..dilepass….” tubuhnya meronta-ronta… cepat-cepat kutarik rok
panjangnya juga celana dalam yang sudah sobek kugunting… kubuka kaosnya dengan
kasar… kini tubuh kami tidak ditutupi sehelai benangpun…
Puasnya Aku Saat Ngentot Dengan Guruku
Bu Maria langsung membalikkan tubuhnya sambil mengangkang
dan tangannya menarik pinggangku… dengan tergesa-gesa kumasukkan kontolku ke
lobang memeknya… kutekan dengan kuat…. kutarik…. lalu kutekan dengan kuat….
bibir kami saling mengecup….menyedot…. gerakanku semakin liar…….
creeepp….creeepppp…creeppp….creeppp… creepppp…creeeppp…. kutekan kontolku
sampai mentok… creeeeeepp… ” Danii…. aahhhh… ooohhhhh…. oohhh….ooohhh…..
enaaakkk….. ooohhh… Daniii.. terruuss… te..tee..rrusss… ooohhh…. aaahhhhh….
aaaaaahhhhh….. “, Bu Maria merintih rintih dan menjerit histeris… matanya
terbeliak-beliak… tangannya menarik-narik pantatku…. kakinya menjepit
pinggangku dengan kuat hingga tak bisa bergerak…. sepertinya Bu Maria baru
mencapai puncak kenikmatan… terasa muncul cairan hangat membanjir, merendam
kontolku.. licin sekali… hingga kontolku seperti ada di lubang yang besar,
basah, hangat dan licin.
Tiba-tiba Bu Maria mendorong tubuhku dengan kuat hingga
kontolku terlepas…. ” Sudah ah… ” katanya dengan bibir bergetar, kemudian kedua
tangannya menutupi mukanya dengan kedua kaki masih mengangkangi tubuhku. Akupun
ikut diam tapi untuk beristirahat memulihkan tenaga dan mengatur nafas lalu
kuseka batang kontolku yang basah dengan kaos. Ketika aku bersiap kembali
memasukkan kontolku, Bu Maria berkata dengan lirih, ” Dani, sudah ya…, Ibu
mohon jangan diterusin… Ibu takut hamil..” dengan kedua tangan menutup memeknya,
dia berusaha duduk sambil menarik mundur pantatnya menjauhi kontolku… tampaknya
dia ingin mengakhiri persetubuhan ini.
Akupun berdiri di tempat tidur sambil mengusap-usap kontolku
yang masih berdiri tegak, sambil duduk Bu Maria memandangku dengan sayu dan
berkata, ” Terima kasih Dani, kamu mau ngerti “.
Tanpa berkata apa-apa, aku bergerak mendekatkan kontolku ke
wajahnya…. kupegang kepalanya… kudekatkan kontolku ke mulutnya, rupanya Bu Maria
mengerti kemauanku, dia menggelengkan kepalanya, ” Nggak..Ibu nggak mau !”.
Kupegang kepalanya dengan kedua tanganku… kutempelkan ujung kontolku ke
bibirnya…. kudorong-dorong…. tapi mulut Bu Maria tertutup rapat…. ” Ayolah,
sebentar saja Bu…”, kataku sambil duduk di depannya, Bu Maria tetap
menggelengkan kepalanya, sambil berkata ” Nggak…nggak mau… pokoknya nggak mau…
jijik….!”.
Guruku Yang Cantik Sangat Jago Soal Sex
Aku jadi gemas, kutarik tubuhnya hingga menindih tubuhku,
kupeluk tubuhnya lalu kucium bibirnya…. dengan lemah tubuhnya meronta-ronta…
kulumat bibirnya… kumainkan lidahku di dalam mulutnya, sampai akhirnya dia
membalas pelukan dan ciumanku… kami berciuman lama sekali, sekali dia berhenti
menciumku… dia hanya memandangku…. tangannya mengusap-usap rambutku….
Tanpa disadarinya, aku mengarahkan kontolku ke lobang
memeknya. Ketika posisinya sudah tepat, kuangkat pantatku mendorong dan
blesssss…. kontolku langsung masuk, tubuh Bu Maria tersentak, dia berusaha
mengangkat pantatnya… tapi pingangnya kutahan dengan kuat… malah kutekan
kebawah hingga kontolku hampir masuk semua… Bu Maria mendesah, ” Daniiiii…
aa..aaahhh… kamu memang nakaal… Daniii… oohhh.. aaahhhhh….”
Lalu kami saling pandang, lama… tak ada yang bergerak
diantara kami…. Bu Maria menundukkan kepalanya… dia mencium bibirku lembut
sambil berkata ” Kamu memang nakal.. jahil… kamu nggak mudah menyerah rupanya…
nggak mau nurut sama omongan Ibu… kamu jahat…. sekarang lepasin tangan kamu..
kalo nggak… awas !”.
” Tapi Bu… ” kataku, sambil mengerak-gerakkan pantatku
keatas… dan menekan-nekan pinggangnya ke bawah… kuangkat pantatku berulang
ulang… sesekali ketika kuangkat pantatku dengan kuat, pinggangnya kutekan ke
bawah, hampir seluruh batang kontol masuk ke dalam memek Bu Maria… saat kepala
kontolku menabrak dinding paling dalam, Bu Maria menjerit kecil, badannya
bergetar….
Diapun tidak bisa menyelesaikan kata-katanya dengan benar,
malah jadi merintih nikmat, ” Nggak ada tapi-tapian, kamu mau lepas nggak ?
Ntar Ibu mmma..mmau…. la..lapor…. aaahhhh… aaww…. sstt…. ooohhhh…. ntar… Ibu..
laporrrinn… ssama… aww… ppo.. mmhhmm…aaahhhh.. polisssiii… aahhh…. ooohh…
aaahhh…. aww.. aaaaaaaaaaaaaahhhh… sssstt….. aahhh…. ooohh… aa..aaww…. Daniii…
terusss…. aaahh… oohh…. Daniii…. Daniiii…. aa..aaaaaww…. aaahhh… ooohhh….
te..teruuss… teruuusss… oohh… aahh… oohh..oohhh.. eeenaaakk… aa..aaaww… lagiii…
enaak.. ssaayyaang….”
Buk Maria Yang Sangat Cantik
Kudorong tubuhnya supaya tegak, hingga posisinya seperti
sedang berjongkok diatas kontolku dan pantatnya kutahan dengan kedua tanganku,
kuhentak-hentak… kudorong.. pantatku keatas dengan kuat, dengan bantuan tempat
tidur pegas ini, hentakanku makin lama makin cepat… sambil sesekali pantatnya
kudorong melawan hentakanku hingga kontolku masuk sedalam-dalamnya…. aduuhh
nikmat sekali… makin lama makin terasa sempit dinding memeknya yang paling
dalam dan ada sesuatu yang bergerinjal-gerinjal menjepit kepala kontolku…. aku
merasakan suatu kenikmatan yang baru… kutekan pantat Bu Maria ke bawah… kutahan
beberapa saat… kurasakan kepala kontolku terjepit dinding yang
bergerinjal-gerinjal… aku terdiam… mataku terpejam… nikmaat…. enaaakk… saking
nikmatnya… akupun mendesah, ” Buuu… enaak sekaliiii…. ssstttt…. aahh…
Ibuuu..Buu.. Indaahh… gelii… enaaak… ayooo…dong… gerakin lagi pantatnya… yaaa….
saayyanngg… yaa…”
Kulihat dia merintih sambil menggigit bibirnya, matanya
terbeliak-beliak… merem-melek…. kedua tangannya menjambak-jambak rambutnya….
kepalanya menggeleng-geleng…. setiap kepala kontolku menyentuh dinding memeknya
yang paling dalam… tubuhnya tersentak dan gerakannya semakin histeris…
pantatnya naik turun dengan cepat…. rintihannya semakin keras… diselingi jeritan
kecil setiap pantatnya menekan ke bawah… ” Daniii… aah.. ooohh.. oohh…
aa..aaa…aawww… aaaa..hhh… oohhh…aaahh… aa.aa.aaaawww…. Daniiii.. eenaak….
aahh…aaahhh… aa…aaa..aaaww…. enaak….” Akhirnya ketika Bu Maria menekan
pantatnya dengan kuat, hingga kepala kontolku dijepit dinding
bergerinjal-gerinjal, mulai terasa ada rasa geli luar biasa…. kontolku
berdenyut-denyut…. terasa air maniku memakas ingin keluar… hingga tak mungkin
lagi kutahan…..
” Buuu..Buu Indaah.. Dani ma..mmau keluarrr… aduuhhh…
geliii… ” rintihku.
Bu Maria menggerakkan pantatnya maju.. mundur… lalu
berputar.. maju lagi… ke kiri.. ke kanan… diangkat sedikit… terus maju lagi…
berputar lagi… kontolku terasa dipilin-pilin… diurut-urut…. disedot-sedot… rasa
geli itu semakin kuat… makin kuat…. nikmat bercampur geli…
Tiba-tiba tubuh Bu Maria menyentak-nyentak sambil menjerit
kecil, ” Daniii… ayo… ssssayang… sama.. samaa.. aaahh… oohh… aaahhh… Daannniiiiiiiii…. aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh….” tubuhnya menindihku…. pantatnya
menekanku dengan kuat…. bibirnya mengulum bibirku…. dia memelukku dengan kuat….
dan akupun memeluknya lebih kuat…. sambil membalas ciumannya…..
Bersamaan dengan itu… ” Aaaaaaahhhhhh…… ” kontolku
menyemprotkan air mani ke dinding memeknya berkali-kali… cret… cret… cret…
cret… cret… cret… cret… aaahhh.. nikmatnya……. tak terasa tubuh kami
berguling-guling… sambil berpelukan dan berciuman… mereguk seluruh kenikmatan
dari persetubuhan ini.
Guruku Yang Haus Akan Sex
Selama dua puluh menit, kami terdiam sambil berpelukan….
saling memandang… lalu berciuman dengan lembut… lamaa… saling mengusap-usap
rambut tanpa ada satupun kata yang keluar dari mulut kami. Ketika aku akan
mencabut kontolku dan melepaskan pelukan, Bu Maria merintih manja, ” Ntar aja…
jangan dulu..Ibu masih ingin begini..ya.. sayang… “, sambil mengecup bibirku dan
mengusap-usap rambutku dengan penuh kelembutan, seperti tak ada rasa marah,
menyesal atau sedih.
Tak lama kemudian, secara bersamaan kami saling melepas
pelukan dan sama-sama tergolek lemas bersebelahan sambil memejamkan mata…
merenungi apa yang sudah terjadi diantara kami. Ketika aku membuka mata,
ternyata Bu Maria sedang memandangi aku sambil menahan kepala dengan tangannya
dan dia tersenyum, sambil mencolek hidungku dan berkata, ” Kamu ini memang anak
kurang ajar… nggak punya kesopanan… umur kamu berapa sih…? “. Melihat sikapnya
yang ramah disertai senyum, aku jadi berani, kujawab sambil mengecup tipis
bibirnya, ” Ibu nggak usah nanya umur deh, yang penting, aku suka sama Ibu “.
Dan dia menindihku sambil membalas kecupanku, ” Kamu ini
ngomong kaya udah gede aja, kenapa sih kamu suka sama Ibu ” tanyanya. ” Kok
nanyanya gitu, Ibu mau apa nggak disukain sama Dani.. ? ” aku balik bertanya. ”
Kalo kamu udah gede, Ibu pasti mau… sekarang Ibu pengen tahu kenapa kamu suka
sama Ibu ? ” katanya penasaran, sambil memencet hidungku.
” Nggak ah.. ntar Ibu marah kalo Dani jawab..” kataku.
Dia langsung menjawab, ” Nggak, Ibu nggak bakalan marah..
sumpah “. ” Sumpah apa ? ” tanyaku, ” Sumpah ini… ” katanya sambil mencium
bibirku dengan lembut. Tanpa kami sadari, telah terjadi keakraban diantara kami
sepertinya kami pasangan yang sebaya.
Sambil membalikkan tubuhnya, kujawab, ” Dani suka sama Ibu
karena……. “, aku tidak meneruskan jawabanku, dia makin penasaran, ” Karena apa…
? “, katanya sambil cemberut. ” Karena…. Ibu baik…. cantik… terus.. karena
ini…. dan ini… ” kataku sambil menunjuk dadanya dan mengusap-usap memeknya. ”
Ihhh… jangan nakal… nanti Ibu tampar lagi… mau..? “, katanya sambil melotot
tapi mulutnya tersenyum manis lalu dia menciumku lagi.
Kami berciuman lagi… sambil memelukku Bu Maria berbisik
mendesah di telingaku, ” Ibu sayang kamu…. kamu jangan pulang.. masih banyak
yang ingin Ibu omongin sama kamu… sekarang kita istirahat aja ya…”.
” Ya deh, gimana ibu aja “, kataku sambil membalas
pelukannya.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 11.30 malam, tak lama
kemudian kami tertidur sambil berpelukan.
0 komentar:
Posting Komentar