CeritaBokep757 Kumpulan Cerita Dewasa Dewasa Nafsu Birahi Bokep Terbaru Pemerkosaan ABG Ngentot Tante Girang Toket Gede Remaja Bispak Kimcil

Minggu, 29 Oktober 2017

Cerita Seks Ngentot Dengan Nisa Cewek Montok

Cerita Seks Ngentot Dengan Nisa Cewek Montok - Rapat Kerja ini diikuti para manajer yang ada di Kantor Pusat maupun kantor perwakilan. Selain para manajer dan pimpinan, masing-masing kantor perwakilan boleh menyertakan seorang staf administrasi sebagai penghubung peserta dengan panitia dan juga sekaligus membantu panitia menyiapkan berbagai peralatan yang diperlukan peserta Raker.

Cerita Seks Ngentot Dengan Nisa Cewek Montok


Untuk berangkat menuju ke Jakarta, perusahaan menyediakan sarana tranportasi berupa bus full AC, full musik, namun banyak diantara para peserta yang membawa kendaraan pribadi, termasuk saya. Tujuan adalah dengan membawa mobil pribadi maka mobilitasnya lebih tinggi.

Sebagai panitia, saya datang lebih awal untuk menyiapkan segala keperluan Raker serta mengurus akomodasi bagi para peserta. Sengaja saya memilih kamar yang agak mojok, dan hanya single bed. Karena hari Jum’at para peserta diharapkan sudah check in sebelum Jum’atan, sedang Raker-nya sendiri baru akan dimulai setelah Jum’atan.

Rombongan bus telah datang, nampak Nisa dengan pakaian kantor yang cukup serasi kelihatan lebih seksi dan cantik daripada waktu dulu pertama ketemu. Payudaranya nampak lebih montok dan menantang. Hatiku jadi berdebar juga, dag dig dug rasanya. Membayangkan seandainya punya kesempatan untuk ngentot dengan Nisa. Cerita Bokep757.

“Siang Nisa” sapaku sambil mengulurkan tangan ketika Nisa memasuki lobby.
“Oh.., siang juga pak” jawabnya agak terkejut.
“Bapak disini, sudah lama ya” lanjutnya.
“Ya.., cukup lama juga, kan aku ikut panitia, jadinya datang lebih awal” jawabku agak sombong.

Setelah mendaftar ulang, kuberi tahu nomor kamar Nisa ada beseberangan dengan kamarku. Kebetulan pula bahwa peserta wanitanya ganjil, sehingga satu kamar yang mestinya untuk 2 orang, maka kamar untuk Nisa hanya satu orang saja. Ini memang sudah kuatur agar aku dapat mengulang berkencan dengan Nisa lagi.

“Dasar buaya darat” aku bergumam sendiri.

Waktu menunjukkan pukul 11.40. Semua peserta yang akan ber-Jum’atan sudah meninggalkan penginapan menuju tempat ibadah. Hanya beberapa peserta yang tidak Jum’atan, termasuk aku dan Nisa.

“Tok, tok, tok”, kuketuk pintu kamar Nisa.

Cerita Seks Ngentot Dengan Nisa Cewek Montok


“Masuk, nggak dikunci kok” terdengar jawaban dari dalam.
Aku perlahan-lahan membuka pintu dan ternyata Nisa sedang santai saja menata barang bawaannya. Nisa sudah melepas blazernya dan hanya memakai atasan nampak kalau tak memakai bra.

“Nisa, aku kangen padamu lho” kataku. Domino QiuQiu Online Terpercaya Di Indoensia
“Ngerayu nih ye, siang saja sudah merayu, gimana entar malam ya?” Nisa menggodaku.
“Kalau malam ya nggak perlu ngerayu, kamu kan udah tanggap sendiri, iya kan?”
“Idiih.., abang kok semakin nakal kelihatannya” lanjutnya.
“Habis.., susu kamu itu lho, yang bikin aku..” kataku lagi.
“Udahlah pak, kalau hanya itu ambil sendiri aja, tapi jangan lama-lama lho” katanya lagi.

Jam di dinding kamar menunjukkan puul 12.02, berarti ada waktu kurang lebih 45 menit untuk berkencan dengan Nisa siang itu. Ini waktu yang lumayan lama untuk satu permaninan panas.

Tanpa banyak cakap lagi mulai kukecup keningnya, lalu kucium matanya, hidungnya, pipinya, dan mulutnya. Nisa membalas dengan semangat pula. Makin lama makin intensif aku meraba-raba seluruh tubuhnya, meremas-remas susunya, dan Nisa kelihatan semakin menikmati permainan ini.

Akhirnya mulai kulepas pakaian atasnya sehingga tampak dua bukit kembar yang montok menantang. Segera kuemut-emut kedua bukit itu, kupermainkan lidahku di putingnya, kugigit-gigit, dan kutarik-tarik dengan gigiku, nampak Nisa merintih-rintih menahan rasa antara sakit dan enak.

“Oh.. pak.. oh.. ” desahnya pelan.
“Oh.. Nisa, kau semakin cantik dan menggairahkan” rayuku pula.
“Oh.. pak, terus-terusin pak.., pak.. teruus” Nisa terus merengek.

Kami berdua saling berpelukan, saling berciuman, melumat bibir, saling meremas, entah berapa lama. Permainan terus berlanjut, Nisa pun segera mengarahkan tangannya ke daerah selangkanganku, mengelus dari luar celanaku.

Tahu bahwa “burung”Ku telah bangun, Nisa pun segera melepaskan sabuk dan selanjutnya memelorotkan celanaku. Segera dikeluarkannya batang kemaluanku yang telah tegak dan selanjutnya Nisa mengemot-emot, memainkan lidahnya dikepala kemaluanku dengan semangat. Hal ini untuk sementara membuatku lupa dengan istri dirumah yang setia menungguku.

Cerita Seks Ngentot Dengan Nisa Cewek Montok Didalam Kamarnya

“Oh.. Nisa, terus Nisa, teruuss.. enak Nisa, teruuss.. aku akan keluar Nisa!”
Dan crot, crot, crot.., muncratlah spermaku dalam mulutnya dan sebagian lagi mengenai wajahnya yang cantik. Aku hanya memejamkan mata keenakan.

“Enak pak?” tanyanya.
Aku hanya mengangguk, mulutku rasanya sulit berkata.
“Aku bersihkan ya pak” dan tanpa berkata lagi Nisa mengulum-ulum batang kemaluanku, menjilat-jilat membersihkan sisa-sisa sperma yang masih menempel sampai bersih, sih.

“Ouch.. ouch.., Nisa” aku mendesah keenakan.
Setelah merapikan pakaian aku segera meninggalkan kamar Nisa dan menuju kamarku. Kami telah dua kali melakukan oral seks namun tidak berlanjut dengan Ngentot. Dan keinginan untuk meniduri cewek itu tetap terpatri dalam benakku.

Dua hari sudah (lebih tepat hanya satu setengah hari) para peserta Raker berdiskusi, membahas berbagai macam persoalan yang ada serta menyusun strategi untuk tahun mendatang. Untuk melepas lelah pada hari Minggunya para peserta diberi kesempatan untuk rekrasi atau belanja oleh-oleh khas tawangmangu. Aku dan Nisa pun juga turut jalan bersama teman-teman lain. Sampai di pasar para peserta Raker pun menyebar mencari apa yang dibutuhkan. Aku dan Nisa pun berjalan berdua untuk belanja.

“Nisa, belanjanya nanti saja, ya!” kataku.
“Kenapa pak?” Nisa pun bertanya.
“Kita ke tempat Wisata dulu yuk!” aku mengajaknya.
“Dimana pak lokasinya?” Nisa bertanya lagi.
“Kesana itu lho, disana ada pemandangan yang sangat indah, kita bisa naik ke menara pengawas” lanjutku lagi.
“Tapi ada syaratnya lho pak” Nisa pun berkata lagi.
“Apa syaratnya?” aku balik bertanya.
“Nanti kalau aku kedinginan, bapak tanggungjawab lho!” pintanya.
“Oke, kalau itu syaratnya, saya akan cari korek api dulu” sahutku.
“Untuk apa pak? Nisa pun bertanya lagi.
“Ya untuk menghangatkan, kalau kamu kedinginan” jawabku.
“Bapak mulai nakal ya!” Nisa pun berkata sambil mencubit lenganku.
Belum sampai lepas cubitannya, tangannya kupegang, dan kugandeng melanjutkan perjalanan.

Ngentot Dengan Nisa Cewek Montok Di Atas Menara

Kami berdua kadang bergandeng tangan dan tidak berjalan menyelusuri jalan setapak menuju tempat wisata. Setelah sampai di menara, aku mengajak Nisa naik ke puncak menara melalui tangga yang cukup tinggi.
“Hati-hati lho Nisa, tangganya licin, karena kena embun” perintahku kepadanya.

Walaupun hari itu Hari Minggu, namun kelihatannya tidak banyak pengunjung yang sampai ke hutan wisata, sehingga suasana cukup sepi. Hanya terlihat beberapa pasang muda-mudi yang agak jauh dari lokasi kami berada. Terlebih lagi pada saat itu mulai turun hujan rintik-rintik. Untuk waktu itu kami sudah ada di puncak menara, sehingga tidak kehujanan.

Dari puncak menara ini kami bisa menikmati pemandangan sekitar tempat wisata. Disamping tidak kehujanan, juga kecil kemungkinannya bertemu dengan binatang buas maupun yang lain. Yang kami sangat senang pada waktu itu belum ada yang naik ke menara, sehingga kami hanya bedua saja di menara pengawas itu.

“Gimana Nisa, indah kan?” aku mulai membuka pembicaraan.
“Iya, sungguh indah, menakjubkan sekali pemandangan alam dari sini ya pak” sahutnya.
“Iya, sungguh indah terlebih ada kamu disini, hal Ini mengingatkan aku waktu pacaran dulu, di sini di tempat ini juga aku melakukan kissing untuk pertama kali” sambungku pula.
“Hayo pak mulai nakal ya, kalu sekarang ada aku apa pak mau melakukan hal yang sama?” Nisa bertanya.
“Siapa takut!” sahutku.
Aku segera memegang kedua tangan Nisa, lalu mendekapnya, selanjutnya kesentuh dengan jari bibirnya yang mungil.
“Aku ingin mengulangnya, WNisa? Mau kan kamu?” bisikku di telinganya.
Nisa pun menganggukkan kepalanya.
Aku segera mengecup keningnya, kemudian mencium bibirnya, serta sekitar leher. Cukup lama kami berciuman. Kuremas-remas kedua payudaranya yang mulai menegang. Selanjutnya kutanggalkan jaketnya, terlihatlah pemandangan yang indah karena Nisa ternyata hanya memakai kaos singlet, sehingga kedua bukitnya sedikit mulai, kuning langsat, bersih, sangat menggairahkan.

Ngentot Dengan Nisa Berkulit kuning langsat bersih


“Dingin Nisa?” tanyaku.
“Ya dingin, mana ada tempat yang panas di Tawangmangu” katanya ketus.
“Oke, tempat ini akan segera kubuat menjadi lebih panas” kataku lagi.
Nisa pun tak berkata lagi. Mulutku segera kuarahkan ke belahan dadanya. Kucium, kukecup, dan kucupang hingga nampak merah dibeberapa tempat sekitar payudaranya.
“Berapa umurmu, Nisa?” aku coba bertanya.
“Ngapain tanya umur segala?” Nisa balik bertanya.
“Ketika pacaran dulu, cupangku di sekitar payudara dan pusar sebanyak umurnya” sahutku.
“Tebak, ayo berapa, kalau benar nanti selain boleh menyupang sejumlah umurku juga akan kuberi bonus!” perintahnya.
“Bonusnya apa?”
“Tebak dulu dong!”

Aku sebenarnya tahu umurnya, karena waktu mendaftar kulihat biodatanya. Umurnya 26 tahun, belum kawin. Mungkin Nisa sengaja bertanya atau memang tidak memperhatikan ketika pendaftaran ulang kulihat biodatanya. Aku justru bertanya-tanya dalam hati. Ah, persetan dengan itu.

“Dua puluh enam!” jawabku mantap.
“Kok bapak tahu, hayo dari mana? Kalau ketahuan curang, nanti akan kutuntut!”
“Lho katanya suruh menebak, ya aku tebak saja, betulkan jawabanku, mana bonusnya?”
“Bonusnya terserah bapak, pilih mana bagian tubuhku!”
“Oke, aku minta ini, tapi nanti malam” jawabku sambil memegang selangkangannya.
“Nanti malam bapak?” tanya Nisa bengong.
“Terus gimana, nanti sore kan sudah selesai acaranya dan rombongan bus akan pulang?”
“Begini aja, kamu telpon do’i, malam ini tidak pulang, karena menyelesaikan tugas merangkum hasil-hasil Raker, dan jangan kuatir aku bawa mobil sendiri kok, besok saya antar, oke!” kataku.
“Oke deh, sudah terlanjur kalah taruhan sama pak” lanjutnya.

Perlahan-lahan kupelorotkan kaos singletnya, kucopot kait BH-nya. Kini Nisa sudah tidak memakai pakaian atas. Pemandangan yang lebih indah kini terlihat nyata.

Dua bukit kembar, kuning langsat, sangat menarik untuk segera kukecup dan kucupang sebagai tanda kemenanganku. Tak berlama-lama aku memandangi kedua bukit itu, segera kuemut-emut, kugigit-gigit, kutarik-tarik putingnya dengan gigiku.

Ngentot Dengan Nisa Bonus Yang Diberikannya


“Oh.. pak.. jangan kuat-kuat gigitnya, sakit, Ouh.. trus pak.. teruuss pak”
Nisa mulai merengek-rengek. Kuremas, kukecup, kuemut dan terus kuemut bagai anak bayi yang kehausan dan menetek ibunya.

Untuk beberapa lama kegiatan ini kulakukan. Selanjutnya aku berdiri, bersandar pada salah satu tiang penyangga dan Nisa pun jongkok di depanku terus melepas sabukku, melepas kancing celanaku, serta menarik ritsletingnya, segera memelorotkan celanaku. Batang kemaluanku sudah berdiri menantang bagai tongkat komando.

Nisa pun tanpa banyak bicara segera mengocok-ngocok dan mengemut-emut batang penisku. Menjilat-jilat mulai dari kedua buah pelir sampai pucuk penis. Mengemut-emut lagi dan lagi.

“Oh.. Nisa, terus Nisa, teruuss..” aku meronta-ronta geli keenakan.
Segera kujambak rambutnya dan kumaju-mundurkan kepalanya.
“Oh.. Nisa, terus Nisa, teruuss.. aku akan keluar Nisa”
Dan crot, crot, crot.., muncratlah spermaku dalam mulutnya lagi.
“Enak Om?” tanyanya. Baca Juga: Cerita Seks Semoknya Payudara Tante

Aku hanya mengangguk. Kali ini aku bercumbu di tengah hutan, di atas menara, didiringi rintik hujan yang sudah mulai mereda. Dari arah tenggara sesekali terdengar deru mobil. Hari semakin siang, hujan suah reda, beberapa pasang muda-mudi mulai berdatangan di tempat wisata dan sekitar menara.

Aku dan Nisa segera membetulkan dan merapikan pakaian masing-masing dan segera turun kembali ke penginapan. Sepanjang perjalanan menuju penginapan Nisa kugandeng, kadang kupeluk dengan mesra. Sampai di penginapan hampir semua peserta telah berkemas-kemas bahkan ada yang sudah meninggalkan penginapan menuju rumah masing-masing.

Kulihat Nisa berjalan menuju Wartel dekat penginapan. Aku boleh merasa gembira, karena akan dapat bonus dari Nisa. Aku segera bergegas menuju kantor penginapan, menginformasikan kepada penjaga bahwa aku dan seorang peserta lagi pulangnya besok siang. Pemilik penginapan pun mengijinkan aku tetap bermalam di penginapannya sampai esok hari. Bahkan masih disediakan makan malam dan sarapan pagi.

Kulihat Nisa telah selesai telpon di Wartel, namun tidak segera menuju penginapan, tetapi mampir ke toko di seberang jalan. Kiranya Nisa membeli beberapa makanan kecil dan beberapa botol minuman suplemen.

Ngentot Dengan Nisa Di penginapan


Nisa pun berjalan menuju tempat di lobby penginapan, setelah dekat kuminta dia untuk memindah barang-barangnya ke kamarku.

Udara sore itu cukup dingin, aku tidak berani mandi, karena pemanas air di penginapan rusak. Aku hanya membasuh muka, tangan dan kaki saja. Nisa pun demikian juga. Jam ditanganku menunjukkan pukul 19.15.

Jatah makan malam yang biasanya di restoran kali ini kuminta pada petugas untuk diantar ke kamar saja, karena akan kumakan setelah berita TV jam 20.00, sebab sore ini aku telah makan bakso di seberang jalan.

Kini di kamarku hanya aku dan Nisa.
“Nisa, mana bonusnya?” tanyaku membuka percakapan.
“Nih, ambil sendiri!” perintahnya.

Aku segera memeluknya, menciumnya, dan mulai melepaskan pakaiannya satu bersatu. Kini Nisa telah telanjang bulat. memeknya kelihatan kayak apem, bulat, empuk. Payudaranya yang cukup besar, kenyal segera kuemut-emut, kesedot-sedot. Nisa pun mulai mengerang-erang. Kuhitung cupang yang ada disekitar payudaranya, ternyata baru 20.

“Nisa, cupangannya baru 20, belum genap 30 lho” kataku.
“Mau genepin atau tidak terserah pak” katanya pula.
“Nih. tak tambahi satu tempat lagi, biar genap 30” kataku.

Segera kecupannya kuarahan ke memeknya. Kukecup-kecup memeknya, kusedot-sedot lubang kewanitaanya. Nisa pun menjerit-kerit dan tak lama kemudian mengalir lendir dari vaginanya. Nisa telah orgasme. Selanjutnya kupermainkan lidahku dibibir vaginanya, menjilat-jilat klitorisnya dan lidahku terus mengobok-obok vaginanya.

Aku mengambil napas sebentar. Kutinggalkan dia yang telanjang bulat ditempat tidurku.
“Mau kemana pak?” tanyanya.
“Mau minum dulu, kulihat tadi kamu beli minuman suplemen?” aku balik bertanya.
“Oh, iya, tuh ambil di tas kresek hitam!” perintahnya”jangan lama-lama lho pak, dingin nih” katanya lagi.

Aku segera mengambil sebotol dan meminum habis. Aku mulai menanggalkan pakaianku. Kini aku dan Nisa telah sama-sama telanjang bulat. Segera kudekati Dia dari arah kepala kucium mulai keningnya, matanya, bibirnya, susunya, terus turun ke pusar dan akhirnya tepat di vaginanya kuobok-obok lagi dengan lidahku. Nisa pun segera menangkap kontolku yang sudah tegang di atas mulutnya.

Ngentot Dengan Nisa Cewek Montok Didalam Kamarku


Lidahku kumainkan di lubang kewanitaanya, Nisa pun mengerang-erang namun kurang jelas katanya karena kini sudah tersumbat oleh batang penisku. Aku terus menjilat-jilat bibir vaginanya, dan penisku pun dikemot-kemot, disedot-sedot.

“Ouh Nisa.. Oh.. Nisa, terus Nisa, teruuss.. aku akan keluar Nisa” Dan tumpahlah spermaku dalam mulutnya untuk kesekian kalinya dan semua cairannya ditelan habis.

Setelah istirahat dan minum suplemen, tak berapa lama aku segera berbalik dan melanjutkan mengambil bonus. Perlahan-lahan kubuka pahanya yang putih mulus dengan selangkangan yang sangat menantang.

Perlahan-lahan kumasukkan batang penisku ke liang senggamanya. Sedikit demi sedikit masuklah kumasukkan batang penisku dan akhir semua batang penisku masuk ke dalam memeknya. Kuangkat sedikit lalu kusodokkan lagi, terus dan terus. Kuremas-remas susunya, kuremas semakin lama semakin cepat.

“Pak, perih pak, berhenti dulu pak” rintihnya.

Namun aku tak mempedulikannya. Kuremas-remas susunya, kuremas semakin lama semakin cepat.
Segera kugenjot lagi penisku dalam vaginanya, terus dan terus.

“Ouh.. Ouh.. pakkk... pakk... terus, teruss pakk.. aku akan keluar lagi pak..”
“Ouh Nisa.. Oh.. Nisa, aku juga akan keluar Nisa, kita bareng-bareng Nisa”.
Akhirnya aku dan Nisa mncapai puncak bersama-sama.

Malam itu kami bermain sepuas-puasnya, dengan berbagai gaya dan posisi. Kemudian kami tidur dengan satu selimut tebal masih dalam keadaan telanjang bulat sampai pagi, lupa makan malamnya.

Setelah kami berdua mandi dan sarapan pagi, segera berkemas meninggalkan penginapan. Tak lupa kuberi tips pada petugas jaga pagi itu. Kemudian kami menuju mobil dan segera melesat kembali ke kota. Aku antar dulu Nisa ke terminal bus. Sesampai di terminal bus, kami segera berpisah. Kujabattangannya dengan erat.

“Terimakasih ya Nisa atas bonusnya” kataku.
“Terimakasih kembali, pak, sampai jumpa di lain kesempatan” katanya sambil melambaikan tangannya.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Labels