CeritaBokep757 Kumpulan Cerita Dewasa Dewasa Nafsu Birahi Bokep Terbaru Pemerkosaan ABG Ngentot Tante Girang Toket Gede Remaja Bispak Kimcil

Kamis, 26 Oktober 2017

Cerita Seks Ngentot Dengan Suster

Cerita Seks Ngentot Dengan Suster - Aku Imuz, saya adalah seorang dokter yang beberapa tahun yg lalu pernah bekerja di puskesmas kecil disuatu kecamatan di Jawa beberapa kilometer dari kota M. Ketika bekerja menjadi dokter puskesmas itu lah aku terlibat perselingkuhan dgn suster anak buahku sendiri di puskesmas itu.

Cerita Seks Ngentot Dengan Suster


Saat itu aku masih muda (sekitar 26 tahun), kata orang parasku cakep dan macho, sedang susterku itu hitam cantik terpaut sekitar 6 tahun lebih muda dariku. Aku sendiri saat itu sudah berkeluarga beranak satu berumur 2 tahun, demikian pula susterku yg bernama Icha sudah bersuami namun belom punya momongan.

Pada saat pertama kali datang melihat puskesmas tempat aku akan bertugas selama 6 tahun yg terletak di suatu kecamatan yg lumayan jauh dari kota, aku datang sendirian. Di sana aku ditemui oleh seorang suster wanita yg sudah bekerja di sana selama dua tahun semenjak puskesmas itu selesai dibangun.

“Icha”, begitu dia memperkenalkan diri sambil menyodorkan tangannya. Dalem hatiku, “Aduh, cantik betul suster ini”.

Sambil bertanya tentang berbagai hal, yg menygkut kunjungan pasien, tentang pelaksanaan program kesehatan yg selama ini dikerjakan olehnya (selama ini puskesmas dipimpin olehnya yg merupakan satu-satunya suster dgn dibantu oleh 2 orang petugas lain), tentang keadaan masyarakat sekitar puskesmas, dll, aku tak puas-puasnya memandangi parasnya yg cantik itu. Sebaliknya, si cantik ini juga sering dgn berani menatapku balik sambil senyum agak menantang. Pikirku, “Gawat juga anak ini”, kelihatannya dia sangat tertarik secara seksual padaku.

Dia cerita kalau sudah menikah selama 1,5 tahun dan belom berhasil hamil juga. Aku bilang dgn sedikit menggoda: “Wah, jangan-jangan suamimu kurang hebat caranya. Kapan-kapan saya ajari ya”.

Cerita Seks Ngentot Dengan Suster

“Ya dok, tapi jangan suami saya saja yg diajari, saya juga dong”, ujarnya. Beberapa minggu kemudian, aku benar-benar sudah bertugas di puskesmas ini. Aku tinggal di rumah tugas di samping kantor yg masih satu kompleks dgn puskesmas, demikian pula Icha tinggal di
rumah tugas pada kompleks yg sama namun di sisi lainnya. Istriku dari pagi sampai menjelang sore pergi ke kota M untuk bekerja. Jadi siang rumahku nyaris kosong.

Pada hari pertama, aku mengajak Icha berboncengan memakai motor ke desa-desa tempat wilayah kerjaku untuk orientasi dan berkenalan dgn beberapa kepala desa yg kebetulan dilewati.

Perjalanan melalui jalan yg sebagian besar masih berupa tanah yg dikeraskan, dan di beberapa tempat berupa batu “makadam” yg bergelombang. Tangan Icha yg kubonceng di belakangku berkali-kali memegang paha atau pinggangku karena takut terjatuh.

Aku senang bukan main sambil berdebar. Berkali-kali pula payudaranya yg tidak terlalu besar namun kenyal itu menyenggol di punggungku. Rupanya dia juga tak sungkan-sungkan untuk menempelkannya. Melihat sikapnya yg seperti itu, aku meramal bahwa Icha suatu saat pasti bisa kuajak bergelut bugil di tempat tidur. Cerita bokep757 

Badan Icha cukup tingginya sekitar 160 cm, badannya langsing, kakinya mempunyai rambut- rambut yg cukup merangsang laki laki, walau pun kulitnya sedikit gelap. Parasnya cantik, payudara tidak besar, yah kira-kira setangkupan telapak tanganku.Itu pun kukira-kira saja, karena di saat tugas badannya di balut seragam tugas Pemda. Rambutnya sebahu. Yg jelas, parasnya cantik, seksi dan senyumnya menggoda.

Dalam perjalanan berboncengan Icha menceritakan perjalanan hidupnya sejak lulus sekolah dan langsung ditempatkan di puskesmas ini. Di sini mula-mula dia tinggal bersama adik perempuannya yg sekolahnya dibiayainya. Dia sempat berpacaran dgn seorang pemuda yg tinggal di depan rumah tugasnya, namun akhirnya justru tetangga lainnya yg memintanya untuk dijadikan menantu. Akhirnya permintaan belakangan itulah yg dipenuhinya sehingga Icha dinikahi oleh seorang pemuda putra seorang tokoh masyarakat desa (tetangga dekat tadi) dan cukup berada, tanpa melalui proses pacaran.

Cerita Seks Ngentot Dengan Suster Icha

Icha rupanya selama itu menjadi “bunga” di desa tempat puskesmas berada. Dia menjadi inceran banyak pemuda desa situ, juga orangtua-orangtua yg menginginkannya menjadi menantunya.

Tanpa sengaja, ketika Icha sedang asyik bercerita, motor saya melawati lubang yg cukup membuat motor bergoyg keras, dan bibir Icha sempat menempel di leherku bagian belakang (aku sedikit geli, namun tentu senang dong) dan krah bajuku terkena warna merah lipstiknya. Dia segera membersihkan krah tersebut, kawatir dicurigai istriku macam-macam. Tapi aku tenang saja, bahkan aku bilang: “Nggak apa-apa koq, ditempeli sekali lagi juga nggak apa-apa, apalagi kalau nggak cuma di krah baju”. “Ih, pak Imuz macam-macam …, nanti dimarahi ibu lho.”, katanya agak genit.

Beberapa minggu kemudian nggak ada kejadian istimewa, sampai suatu hari Icha sakit diare dan nggak bisa masuk kantor. Pembantunya menyusul ke puskesmas, dititipi pesan agar kalau saya sudah tidak terlalu sibuk bisa menengok dirinya, mungkin bisa memberi advis mengenai pengobatannya.

Sesudah pasien sepi dan tak ada pekerjaan kantor yg berarti, aku menjenguknya ke rumahnya, dan diminta masuk kamar tidurnya. Saat itu suaminya nggak ada di rumah, karena sehari-hari suaminya bekerja di suatu pabrik di kecamatan sebelah. Aku melihat dia berbaring di ranjang, walau pun sedang sakit, namun kulihat paras dan badannya justru makin merangsang dibalut baju tidur yg cukup seksi.

Kawatir aku nggak bisa menahan diri di kamarnya, aku segera minta padanya, kalau masih bisa jalan (aku lihat sakitnya biasa saja), untuk pergi ke rumahku sesudah jam kantor minta diantar pembantu. Toh, jaraknya cukup dekat. Sementara itu dia kuberi obat seperlunya.

Sepulang kantor, Icha datang ke rumah diantar pembantu, kemudian pembantunya disuruhnya pulang duluan, sehingga aku dan dia tinggal sendirian di rumahku. Pembantuku (suami-istri) kalau siang seusai bekerja pulang ke rumahnya dan petangnya kembali lagi, karena mereka adalah penduduk desa setempat.

Ngentot Dengan Suster Icha Sungguh Enak


Icha kusuruh masuk ke kamar periksa, kemudian kuminta berbaring di tempat tidur periksa. Aku memasang stetoskop, dan kuminta dia untuk membuka sebagian kancing atasnya ( Icha memakai pakaian rok dan kemeja blues yg dikeluarkan).

Aku mula-mula serius memeriksa dadanya dgn stetoskop, namun begitu melihat sembulan buah dadanya yg nggak besar di balik breast houldernya, aku tiba- tiba berdebar dan bergetar. Aku nggak pernah bergetar bila memeriksa pasien wanita lain, namun menghadapi Icha koq lain.

Dengan spontan tanpa meminta ijin dari empunya, buah dadanya kuraba halus dari luar dan kuelus-elus. Icha tak membuat gerakan penolakan, matanya justru terpejam sekan menikmati. Seluruh kancing bluesnya langsung kucopoti, sehingga breast houlder Icha itu terlihat bebas menantang.

Bibirnya kukulum dgn cepat, sambil tanganku masih mengelus-elus buah dadanya dari luar breast houlder nya yg belom kulepas. Seperti yg sudah kuduga, kuluman bibirku disambutnya dgn ciumannya yg lembut tapi hebat.

Lidahku kujulurkan dalam-dalam ke langit-langit mulutnya, sebaliknya lidahnya segera membalas dgn memilin lidahku. Aku melihat Icha terengah-engah menahan emosinya, sambil mengerang: “Ssssh, pak Imuz, pak, ah … argghhh … ssshhh”.

Tanpa menunggu lama, sambil Icha masih tetap terbaring dan mulutnya masih kubungkam dgn bibirku, cup breast houlder nya kuangkat ke atas tanpa kucopot kancingnya terlebih dulu. Susunya langsung tersembul keluar dgn indahnya.

Benar dugaanku susunya tak besar, namun bagus dan kencang dgn puting susu kemerahan yg tak terlalu menonjol. Itulah susu Icha yg sudah kubayangkan beberapa lama dan ingin kukulum. Itulah sepasang payudara Icha yg masih kenyal belom sempat mengeluarkan ASI karena belom sempat hamil.

Tangan kananku segera meraba-raba pentilnya bergantian kanan dan kiri dgn gerakan memutar yg halus. Icha makin menggigil dan tambah mengerang: “Paaak, Icha malu paak … ssshhh aargghhh … ssshh …”. Aku terus menjilati bibir dan parasnya sambil berdiri, dan tanganku memijat- mijat susunya yang ranum. Tangan Icha merangkul leherku, matanya berkejap-kejap, sambil
mulutnya terus mendesah di tengah-tengah kuluman lidahku.

Ngentot Dengan Suster Yang Cantik


Sesudah puas menjilati paras dan bibirnya, mulutku beralih ke leher dan belakang telinganya. Dia makin menggelinjang sambil setengah menegakkan kepalanya. Aku masih terus berdiri, stetoskopku sudah kulempar jauh-jauh. Segera kemudian, mulutku sudah berada di puting susu kirinya. Aku jilat sepuasnya. Dada Icha menggeliat dan sekali-kali membusung, sehingga susunya makin terlihat indah dan menggairahkan. Desisan Icha makin menghebat, “Aaarggghhh, paaaak, aku nggak tahan paaak.......…”.

Tanganku pelan-pelan menelusuri pahanya yg mulus walau pun berkulit agak sedikit gelap. Tapi warna kulit seperti ini justru sangat merangsang diriku. kemaluan di balik celanaku sudah menegang sejak tadi ketika aku mulai pertama kali melihat breast houlder nya. Aku mulai menelusuri pahanya pelan-pelan ke atas menuju selangkangannya di balik rok yg masih dipakainya, sambil aku masih terus menggelomohi kedua puting susunya. PokerVoVo Situs Poker Online Terpercaya

Kulirik paras cantik susterku ini. Ah, betapa makin merangsangnya tampakan parasnya, yg sambil sedikit merem-melek matanya menahan nafsu birahi, mulutnya mendesis mengerang terus menerus walau pun tidak dgn suara yg keras, “Aaarghh, paakk, aku … aku nggak tahan lagi paak.”

Namun, begitu tanganku sampai di pinggir celana dalemnya, tiba-tiba dia tersadar dan langsung bilang, “Ah, pak, jangan sekarang pak ..”. Aku agak kaget, “Mengapa Sih? Aku sudah nggak tahan Sih, kepingin menelanjangi kamu.” Icha menjawab: “Kapan-kapan pak untuk yg itu.”.

Aku tak berani nekat meneruskan, tapi paras, bibir, dan susunya masih terus kujilati bergantian.

Aku berciuman seperti itu sambil pakaianku masih lengkap dan masih tetap berdiri, sedang Icha sudah setengah bugil sambil tetap tergolek di ruang periksa, kurang lebih setengah jam. Akhirnya, karena aku kawatir kalau istriku datang dari kantor, maka perbuatan kita yg sudah kerasukan nafsu birahi yg menggelegak itu kuhentikan, dan Icha kusuruh berpakaian kembali dan kuminta segera pulang. Aku sempat berciuman sekali lagi. Mesra, seperti sepasang kekasih yg baru dilanda asmara.

Ngentot Dengan Suster Yang Binal


Beberapa hari kemudian, sesudah kantor tutup, Icha yg sudah sembuh dari diarenya, kuminta datang ke rumah. Dia datang masih memakai seragam tugas. Demikian pula aku.

Kusuruh dia duduk di sampingku di sofa ruang tamu. Ruang tamuku tetap kubiarkan terbuka pintunya, toh aku tetap bisa mengontrol situasi luar rumah dari kaca besar berkorden dari dalem. Orang luar tak bisa melihat ke dalem, karena pencahayaan dari luar jauh lebih terang.

Melihat situasi luar yg cukup aman, dan saat itu di rumah tugasku hanya ada aku dan Icha, maka kuberanikan mencoba melanjutkan apa yg sudah kumulai beberapa hari sebelomnya.

Icha yg berada di samping kananku langsung kupeluk mesra, kuelus rambutnya dan kucium bibirnya dgn rasa sayg. Namun tanpa kuduga, dgn ganas (Icha sepintas kuperkirakan adalah wanita yg hiperseks, dan di kemudian hari dia memang mengakuinya kalau dia nggak pernah puas ketika berhubungan seksual dgn suaminya, walau pun menurut ukurannya suaminya mempunyai kemampuan seksual yg sangat hebat), dia menyambut ciumanku dgn jilatan-jilatan lidahnya yg memilin-milin lidahku.

Tangannya dgn berani meraba selangkanganku yg tertutup celana tugas dan meraba kemaluanku yg sudah menegang ketika mulai berciuman tadi. Kemaluanku dikocoknya dari luar dgn trampil dan membuatku keenakan (jujur saja, istriku tidak bisa seperti itu).

Secara cepat dan trengginas, karena nafsu yg sudah berkobar-kobar, aku pun langsung membuka kancing seragam atasnya, dan dgn lahap kukeluarkan seluruh payudaranya yg ranum dari cup breast houlder tanpa membuka kancing yg terletak di belakangnya. Susunya langsung kuremas dgn lembut, pentilnya yg imut kupilin-pilin sampai menegang, dan aku terus menciumi bibir dan kadang menciumi paras dan belakang telinganya. Icha meregang, dan kali ini dia memanggilku tidak lagi pak atau dok, namun sudah berubah menjadi `papa?, “Ehmmpph, sshh … paaaaaah, aku sayg kamu paaah, Icha sayg papaaah … aaarghh ….”.

Aku pun berganti menjawab sekenanya dan seberaninya, “Aku juga sayg Icha, bener aku sayg
kamu, hari ini aku ingin memasukkan kemaluanku ke badanmu, sayg, boleh?”

Icha langsung menjawab, “Boleh yaaaang, boleh … arrghhh … sshhshh … cepatan ya yaaaang …
aaaargrhhh ….”.

Ngentot Dengan Suster Didalam  Ruangan Sendiri


Mendengar jawaban itu, tanpa ragu, aku segera memasukkan jari kedua tanganku ke selangkangannya yg masih tertutup seragam tugas, dan dgn bernafsu kucari celana dalemnya, dan begitu ketemu, tanpa ba-bi-bu lagi langsung kupelorot dan kusimpan di saku celanaku.

Demikian pula Icha, dgn terengah-engah, langsung dia membuka resleting celanaku dgn sebelomnya melepaskan ikat pinggangku yg kemudian dia lempar jauh-jauh, dan tangannya dgn cepat menyergap kemaluanku yg berukuran panjang 14 cm dgn diameter yg cukup besar.

Aku ikut memelorotkan celanaku walau pun nggak sampai kulepas sama sekali. Tangannya dgn cekatan mengelus kemaluanku, mengocoknya, sembari badannya menggelinjang karena jariku sudah mengelus kemaluan kemaluannya yg basah. Sebagian jariku pelan-pelan kumasukkan ke dalem lubang kemaluannya, dan kugeser-geser melingkari lubang sempit itu. Jempolku mencari kelentitnya, begitu ketemu kuelus dgn permukaan dalem jempol.

“Ah, paaah, aku nggak tahan paaah … aggghhh, ….. paaaah …..eeennaaak paaah …”, dia mengerang setengah berteriak, namun mulutnya segera kubungkam dgn mulutku, kukulum agar suaranya tidak terdengar oleh orang-orang yg mungkin ada di luar, kemudian kujilati bibir dan seluruh permukaan parasnya sampai basah terkena ludahku.

Sambil setengah bergumul, mataku selalu waspada melihat keadaan luar rumah melalui kaca berkorden untuk berjaga-jaga kalau-kalau ada orang yg mau masuk ke rumah. Karena situasi yg tidak terlalu aman itu, aku tidak berani melakukan adegan birahi kita ini dgn berbugil total..

Tanpa menunggu lama lagi, karena darah birahi yg sudah sampai ke ubun-ubun, badan Icha kutarik ke depan badanku, sambil dia tetap duduk menghadap ke depan membelakangiku, dan aku bersandar setengah duduk di sofa, dgn perlahan tapi pasti, rok bawahannya kusingkap dan kuangkat, bokongnya kupegang, selangkangannya yg sudah tak bercelana dalem kurenggangkan lebar-lebar, pahaku kurapatkan dgn kemaluan yg mengacung ke atas, kemudian tangan kiriku memegang kemaluan dan kubimbing masukkan ke kemaluan (memek)-nya.

Ngentot Dengan Suster Sendiri Memang Lebih Enak 


Icha ikut membantu memegang kemaluanku dgn tangan kanannya, dan perlahan-lahan bokongnya diturunkan ke bawah. Kemaluannya terasa sempit juga (mungkin karena belom pernah melahirkan bayi), namun berkat bantuan lendir kemaluannya yg sudah banyak, tanpa kesulitan yg cukup berarti kemaluanku akhirnya berhasil masuk juga ke sebagian kemaluan depannya.

Icha sambil menghadap ke depan terus mengerang, bokongnya mulai bergoyg-goyg, dinaik turunkan, agar kemaluanku bisa lebih masuk ke dalem.

“Aduuuh paaaaah, enaaak paaaah …. Ssshhh … arggh , aaduuuh paaah …”, erangnya. Aku juga mulai mendesis merasakan enaknya kemaluan susterku yg sangat cantik dan hot ini, sambil benakku berseliweran membaygkan keberanianku menyebadani istri orang. Ah, persetan, salahnya punya istri cantik disia-siakan, sehingga masih mencari memek atasannya. Betul-betul kemaluan yg nikmat, nggak salah aku ditempatkan di puskesmas ini, aku bisa menikmati sepuasnya kemaluan Icha yg sedap. Kepunyaan istriku sendiri tidak senikmat ini.

“Narsiiih, kamu memang enaak, Icha …” begitu desisku.

Sambil aku juga ikut menggerakkan bokongku naik turun seirama dgn naik turunnya bokong Icha, aku mengocok kelentit Icha yg ada di depan dgn tangan kananku. Tangan kiriku terus meraba habis susunya yg terasa kenyal di depan. Icha makin menggelinjang seperti cacing kepanasan, karena kocokan jariku pada kelentitnya yg makin menonjol. Bokongnya makin dia goygkan selain naik turun juga ke kanan kiri. Rasanya bukan main enak, tak terkirakan. Beginilah rupanya rasa kemaluan Ichaku, Ichaku yg bisa menggantikan tugas istriku di siang hari, Ichaku yg mempunyai gerakan badan yg hebat dan nikmat.

“Siiiih, kamu sayg papa beneran nggak, aku eeennnaaaak Siiih ….!”

“Aaaaduuuh paaaah, Icha sayg paapaaaah, eennaaak juga aku paaaah, koq bisa enaaak gini ya paaaah? Aaaargghhhh ….. ssshh … arrrgggghhhhhhhhhhhhhhhh …. Paaaaah …”

Aku makin cepatkan kocokanku naik turun, demikian pula Icha, dia makin menggeliatkan badannya ke sana kemari. Sayg, aku nggak bisa melihat badan indahnya sambil berbugil, karena situasinya yg tak memungkinkan.

Enaknya Memek Suster Sendiri 


Tiba-tiba Icha, setengah berteriak bergetar-getar badannya, “Aaarghhh … paaah, aku nggak tahaaan paaaah, aku mau orgasme paaaaah, paaaaah …”. Aku sendiri hampir nggak tahan juga merasakan denyutan kemaluannya yg asyik. Sekali lagi, betul-betul kemaluan yg enak dan nikmat

“Nggak apa-apa Siiih, kalau mau orgasme, nggak usah ditahan Siiih, papa juga mau keluar, aarghhh …”.

Gerakan kemaluanku makin kupercepat walau pun tidak terlalu bebas, karena posisiku yg di bawah, sambil tanganku mengocok susu dan bibir Icha kucari dan kumasukkan jempolku ke mulutnya dan segera diempotnya seperti bayi sambil terus mendesah. Tak lama kemudian, Icha mengejang, “Arrrggghhhhh paaaaaaaaah …. Arrrghhhhhh ……”, badannya bergetar, rupanya Icha sudah orgasme hebat. Kemaluanku terasa dijepit berdenyut-denyut. Karena proses orgasme badannya menggeliat seksi ke belakang sehingga tampak makin menggairahkan.

Pemandangan itu, walau cukup kulihat dari belakang, membuat aku juga sudah merasa nggak tahan lagi, geli hebat mulai terasa di ujung kemaluan yg masih berada di kemaluan Icha. Goyganku kupercepat lagi, Icha kupeluk erat-erat, dan … “Aaaarhggggghhh … aku juga keluar Siiiih … eenaaaak Siiih …..”.

Bokong Icha kutarik keras-keras ke bawah agar seluruh kemaluanku terbenam di kemaluannya, dan kusemprotkan keras-keras air maniku ke dalem kemaluannya, sambil berharap agar ada spermatozoa yg bisa menyerbu ovumnya sehingga menghasilkan pembuahan, karena mendadak hari ini aku merasa mencintai Icha, tidak sekedar mencari kepuasan seksual saja.

“Ooooh paaaah, aku cinta kamu paaaah …., Icha sayg kamu paaah. Aku kepingin anak dari kamu paaah …” kata Icha sambil terus memutar-mutarkan dan menekan bokongnya menjadikan kemaluanku seperti diperas-peras isinya, dan beberapa kali menyemprotkan mani sampai ludas. “Aku juga sayg kamu, Icha … kapan-kapan aku ingin mengajakmu main seks sambil betulan telanjang bulat, mau ya Siih …?”

Icha langsung menjawab dgn manja: “Tentu Icha mau sekali paah, minggu depan ya paah, kita cari tempat enak untuk bikin anak yg nikmat ya paah?”
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Labels